Dolar AS Goyah, Rupiah Tinggalkan Zona Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2018 17:08
Dolar AS Goyah, Rupiah Tinggalkan Zona Merah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah seharian melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan. Dolar AS kehilangan momentum dan goyah jelang akhir perdagangan. 

Pada Selasa (3/7/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot berada di Rp 14.375. Sama seperti penutupan perdagangan kemarin.  

Saat pembukaan pasar, rupiah sempat menguat 0,07%. Namun apresiasi tersebut tidak bertahan lama dan dolar AS pun kembali menembus kisaran RP 14.400. Rupiah berada di posisi terlemah sejak Oktober 2015. 

Namun jelang penutupan pasar, pelemahan rupiah mulai berkurang. Pada penutupan pasar, rupiah pun berhasil menghapus pelemahannya. 

Reuters


Seperti halnya rupiah, mata uang Asia pun mampu membalikkan kedudukan. Dolar pun berbalik melemah di Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS pada pukul 16:29 WIB, mengutip data Reuters:
 
Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110,87+0,02
Yuan China6,65+0,24
Won Korea Selatan1.112,48+0,48
Dolar Taiwan30,530,00
Rupee India68,62+0,12
Dolar Singapura1,36+0,23
Baht Thailand33,16-0,03
Peso Filipina53,43-0,01
 
Auman dolar AS terhenti. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) terkoreksi 0,40% pada pukul 16:33 WIB. 

Reuters

Dolar AS tengah memasuki masa konsolidasi setelah reli yang cukup panjang. Perlu diingat bahwa Dollar Index dalam sebulan terakhir sudah 0,5%, dan selama tiga bulan ke belakang mencapai 4,94%.  

Apresiasi dolar AS yang sudah cukup tajam memancing investor untuk melakukan ambil untung. Pada akhirnya, memang perlu ada koreksi dan itu hal yang wajar. 

Selain ambil untung, faktor penguatan euro juga menghentikan reli dolar AS. Setelah sempat tertekan, euro mulai bangkit setelah perkembangan yang terjadi di Jerman. 

Sebelumnya, politik Jerman sempat gaduh karena Horst Seehofer, Menteri Dalam Negeri Jerman, mengajukan pengunduran dirinya dari kabinet. Perkembangan ini membuat pemerintahan Kanselir Angela Merkel semakin rentan. Sebelumnya, Merkel juga kesulitan membentuk koalisi pemerintahan. 

Pengunduran diri Seehofer merupakan respons atas kesepakatan Uni Eropa mengenai imigran yang dicapai pekan lalu. Seehofer condong agar Jerman agak menutup pintu kepada para imigran.

Sementara Uni Eropa sudah sepakat untuk membagi beban pengungsi secara sukarela dan membangun pusat pengendali untuk memproses kedatangan mereka. Negara-negara Uni Eropa juga sepakat untuk membagi tanggung jawab untuk menampung imigran yang diselamatkan di laut lepas.  

Namun setelah diskusi panjang, Seehofer akhirnya tidak jadi mundur. Ini karena terjadi kesepakatan untuk tetap memperketat masuknya para imigran di perbatasan Jerman dengan negara-negara tetangga. 

"Setelah diskusi intensif, kami mencapai kesepakatan untuk bagaimana ke depan mencegah masuknya imigran illegal di perbatasan Jerman dan Austria," kata Seehofer, dikutip dari Reuters. 

Perkembangan di Jerman menyebabkan euro bangkit dari keterpurukan. Dolar AS pun semakin tertekan. Depresiasi dolar AS menjalar hingga ke Asia dan membantu rupiah keluar dari teritori negatif meski belum bisa mencatatkan penguatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular