
Meski Bergejolak, Hingga Akhir Tahun IHSG Berpotensi ke 6.479
Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 July 2018 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Mirae Asset Sekuritas memprediksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun nanti akan mencapai 6.479 poin. Nilai tersebut telah direvisi dari target sebelumnya 6.795 karena kondisi pasar yang terus terkoreksi.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Taye Shim mengatakan turbulensi yang terjadi pasar saham saat ini akibat dari faktor eksternal, yakni kemungkinan perang dagang dan keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga beberapa kali di tahun ini.
"Tidak ada hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghindari faktor itu," kata Taye di Equity Tower, Jakarta, Selasa (3/7).
Dia menjelaskan kondisi pasar saham yang saat ini underperformance disebabkan aksi asing yang terus melakukan aksi jual. Meski demikian, dengan kondisi tersebut Indonesia bukan menjadi satu-satunya pasar yang mengalami koreksi.
Kinerja MSCI Emerging Market, secara year to date hingga 25 Juni lalu sudah terkoreksi 7,5% sementara IHSG sudah terkoreksi hingga 7,8%. Sementara pasar saham China dan Filipina justru memiliki performa yang lebih buruk dari pasar saham Indonesia, berturut-turut kedua pasar ini sudah turun 13,5% dan 18,4% di periode yang sama.
Untuk itu, dia menyarakan agar investor fokus pada perusahaan-perusahaan yang memonopoli suatu industri tertentu. Hal ini disebabkan karena rendahnya inflasi.
Selain itu, pelaku pasar tidak hanya fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar ke saham-saham dengan mid to small cap.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Taye Shim mengatakan turbulensi yang terjadi pasar saham saat ini akibat dari faktor eksternal, yakni kemungkinan perang dagang dan keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga beberapa kali di tahun ini.
"Tidak ada hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk menghindari faktor itu," kata Taye di Equity Tower, Jakarta, Selasa (3/7).
Kinerja MSCI Emerging Market, secara year to date hingga 25 Juni lalu sudah terkoreksi 7,5% sementara IHSG sudah terkoreksi hingga 7,8%. Sementara pasar saham China dan Filipina justru memiliki performa yang lebih buruk dari pasar saham Indonesia, berturut-turut kedua pasar ini sudah turun 13,5% dan 18,4% di periode yang sama.
Untuk itu, dia menyarakan agar investor fokus pada perusahaan-perusahaan yang memonopoli suatu industri tertentu. Hal ini disebabkan karena rendahnya inflasi.
Selain itu, pelaku pasar tidak hanya fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar ke saham-saham dengan mid to small cap.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular