Meski Melemah, Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2018 08:35
Meski Melemah, Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Ketiga di Asia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang dibuka menguat. Namun lagi-lagi penguatan itu tidak lama, karena dalam hitungan menit rupiah berbalik melemah. 

Pada Selasa (3/7/2018), US$ 1 kala pembukaan pasar berada di Rp 14.365. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Namun tidak lama setelah pembukaan, penguatan tersebut sirna. Pada pukul 08:07 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.375, sama seperti penutupan perdagangan kemarin. 

Kemudian pada pukul 08:16 WIB, US$ 1 sudah dibanderol Rp 14.395. Rupiah sudah resmi melemah 0,14%. 

Dolar AS memang sedang perkasa. Di Asia, greenback pun seolah tanpa lawan. 

Dengan depresiasi 0,14%, rupiah termasuk beruntung karena masih bisa menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ketiga di Asia. Pelemahan rupiah hanya lebih dalam ketimbang peso Filipina dan dolar Singapura. Sementara mata uang Benua Kuning lainnya melemah lumayan dalam. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 08:19 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110,07-0,16
Yuan China6,66-0,70
Won Korea Selatan1.119,60-0,15
Dolar Taiwan30,58-0,16
Rupee India68,71-0,38
Dolar Singapura1,37-0,13
Baht Thailand33,21-0,18
Peso Filipina53,44-0,04
 
Penguatan dolar AS saat ini disebabkan oleh rilis data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur. Indeks PMI manufaktur di AS melesat dan cukup jauh mengungguli konsensus. 

Pada Juni, indeks PMI manufaktur AS versi Institute of Supply Management (ISM) tercatat 60,2. Jauh di atas konsensus pasar yang memperkirakan 58,4. 

Ini menandakan pelaku usaha di Negeri Adidaya sangat optimistis dan ekspansif. Artinya, pemulihan ekonomi di AS pun semakin terlihat nyata. 

Perkembangan ini kian mengonfirmasi bahwa The Federal Reserve/The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali tahun ini, atau dua kali lagi. Berita ini tentu lagi-lagi menambah bensin bagi dolar AS untuk menguat terhadap mata uang dunia. 

Selain itu, apresiasi dolar AS juga akibat euro yang sedang tertekan. Hal ini menyusul gonjang-ganjing politik di Jerman. 

Horst Seehofer, Menteri Dalam Negeri Jerman, mengajukan pengunduran dirinya dari kabinet. Perkembangan ini membuat pemerintahan Kanselir Angela Merkel semakin rentan. Sebelumnya, Merkel juga kesulitan membentuk koalisi pemerintahan. 

Pengunduran diri Seehofer merupakan respons atas kesepakatan Uni Eropa mengenai imigran yang dicapai pekan lalu. Seehofer condong agar Jerman agak menutup pintu kepada para imigran.

Sementara Uni Eropa sudah sepakat untuk membagi beban pengungsi secara sukarela dan membangun pusat pengendali untuk memproses kedatangan mereka. Negara-negara Uni Eropa juga sepakat untuk membagi tanggung jawab untuk menampung imigran yang diselamatkan di laut lepas.  

Pemerintahan Jerman yang rapuh mempengaruhi pasar keuangan. Maklum, Jerman adalah perekonomian terbesar di Benua Biru. Apa yang terjadi Jerman akan mendapat sorotan dan mempengaruhi mata uang euro. 

Pada pukul 08:30 WIB, euro melemah 0,12% terhadap dolar AS. Ini membuat greenback semakin jumawa. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular