Dolar Australia Perkasa, Harga Jual di Bank Tembus Rp 10.700
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
29 June 2018 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak melemah pada perdagangan menjelang siang hari ini. Pelemahan ini didorong kenaikan harga komoditas ekspor andalan Australia.
Pada Kamis (28/06/2018) pukul 11:30 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.604,04. Rupiah melemah 0,27% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Pelemahan ini mendorong harga jual dolar Australia di salah bank nasional melewati Rp 10.700. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:15 WIB:
Kenaikan harga komoditas bijih besi global menjadi berkah tersendiri bagi Australia. Data kementerian perdagangan Australia tahun 2016-2017 memperlihatkan bijih besi menjadi komoditas ekspor andalan Negeri Kangguru ini hingga mencapai 16,8%.
Pada hari ini, harga bijih besi global bergerak ke US$ 65,55/ton atau naik 0,29% dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin. Kenaikan ini secara tidak langsung menambah penerimaan valas negara tersebut dan menambah cadangan devisa.
Bahkan, Reuters memperkirakan surplus perdagangan yang akan diterima oleh Australia per Juni 2018 akan mencapai US$1,2 miliar atau naik hampir US$300 juta dari periode bulan sebelumnya.
Kondisi ini menciptakan sentimen positif bagi dolar Australia untuk menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Meski rupiah menunggu momentum penguatan menyambut peluang kenaikan suku bunga acuan, hal itu belum mampu menandingi keperkasaan dolar Australia sepanjang pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Kamis (28/06/2018) pukul 11:30 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.604,04. Rupiah melemah 0,27% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.339,00 | Rp 10.696,00 |
Bank BNI | Rp 10.420,00 | Rp 10.710,00 |
Bank BRI | Rp 10.461,88 | Rp 10.652,94 |
Bank BCA | Rp 10.390,00 | Rp 10.675,00 |
Pada hari ini, harga bijih besi global bergerak ke US$ 65,55/ton atau naik 0,29% dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin. Kenaikan ini secara tidak langsung menambah penerimaan valas negara tersebut dan menambah cadangan devisa.
Kondisi ini menciptakan sentimen positif bagi dolar Australia untuk menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Meski rupiah menunggu momentum penguatan menyambut peluang kenaikan suku bunga acuan, hal itu belum mampu menandingi keperkasaan dolar Australia sepanjang pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular