
Dolar AS Kehabisan Bensin dan Melemah Lawan Mata Uang Utama
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
27 June 2018 10:45

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap mata uang utama pada perdagangan pagi ini. Pelemahan ini didorong perilaku investor yang kembali melirik instrumen aman (safe haven) seiring potensi ketegangan antara AS dan China yang kembali mengemuka.
Pada Rabu (27/06/2018) pukul 10:30 WIB, Dollar Index bergerak melemah 0,05% ke posisi 94,62. Padahal dini hari tadi indeks ini bisa menguat sampai ke kisaran 0,5%.
Pagi tadi, Dollar Index menguat seiring pernyataan Presiden The Federal Reserve/The Fed Dallas, Robert Kaplan, yang menyatakan bahwa peluang kenaikan suku bunga acuan di AS masih terbuka. Menurutnya, bank sentral masih akan menaikkan suku bunga hingga ke level yang tidak lagi akomodatif.
Kaplan menilai sikap (stance) kebijakan moneter The Fed masih akomodatif sebab suku bunga yang sekarang masih mampu untuk merangsang tumbuhnya aktivitas ekonomi. Suku bunga acuan AS saat ini adalah 1,75-2%. Menurut Kaplan, suku bunga yang dinilai tidak lagi menjadi stimulus bagi perekonomian ada di 2,5-2,75%.
"Oleh karena itu, menurut saya The Fed masih akomodatif untuk saat ini," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Namun seiring waktu sentimen positif ini mulai mengendur dan membuat dolar AS kehabisan bensin. Ketegangan baru antara AS dan China membuat dolar AS semakin tertekan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk melarang perusahaan yang punya kepemilikan minimal 25% oleh pihak China untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi strategis di AS. "Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Pernyataan Mnuchin ini pun diamini oleh Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders. "Seperti yang dikatakan Menteri (Mnuchin), sebuah pengumuman akan diberikan yang isinya menargetkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi kami," katanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Adanya ketegangan baru ini membuat risk appetite investor mulai berkurang dan beralih ke instrumen safe haven asset seperti yen Jepang. Pada pagi ini, yen menguat 0,15% terhadap greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
Pada Rabu (27/06/2018) pukul 10:30 WIB, Dollar Index bergerak melemah 0,05% ke posisi 94,62. Padahal dini hari tadi indeks ini bisa menguat sampai ke kisaran 0,5%.
![]() |
Kaplan menilai sikap (stance) kebijakan moneter The Fed masih akomodatif sebab suku bunga yang sekarang masih mampu untuk merangsang tumbuhnya aktivitas ekonomi. Suku bunga acuan AS saat ini adalah 1,75-2%. Menurut Kaplan, suku bunga yang dinilai tidak lagi menjadi stimulus bagi perekonomian ada di 2,5-2,75%.
"Oleh karena itu, menurut saya The Fed masih akomodatif untuk saat ini," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Namun seiring waktu sentimen positif ini mulai mengendur dan membuat dolar AS kehabisan bensin. Ketegangan baru antara AS dan China membuat dolar AS semakin tertekan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk melarang perusahaan yang punya kepemilikan minimal 25% oleh pihak China untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi strategis di AS. "Pernyataan akan segera keluar dan itu (pelarangan investasi) tidak spesifik kepada China, tetapi kepada semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami," tegas Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin melalui kicauan di Twitter.
Pernyataan Mnuchin ini pun diamini oleh Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders. "Seperti yang dikatakan Menteri (Mnuchin), sebuah pengumuman akan diberikan yang isinya menargetkan seluruh negara yang mencoba mencuri teknologi kami," katanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Adanya ketegangan baru ini membuat risk appetite investor mulai berkurang dan beralih ke instrumen safe haven asset seperti yen Jepang. Pada pagi ini, yen menguat 0,15% terhadap greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular