Di Kurs Acuan, Dolar AS Sentuh Rp 14.163

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 June 2018 10:17
Rupiah melemah 0,41%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan melemah cukup tajam. Di pasar spot pun rupiah kurang bertaji di hadapan greenback. 

Pada Selasa (26/6/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.163. Rupiah melemah 0,41%. 

Reuters

Demikian pula di pasar spot, rupiah terdepresiasi di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:07 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.165, di mana rupiah melemah 0,11%. 

Sejatinya rupiah sempat menguat saat pembukaan pasar. Namun seiring jalan, rupiah berbalik melemah dan depresiasinya semakin dalam. 

Minimnya sentimen pendorong dari dalam negeri membuat rupiah kurang berdaya. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional yang hasilnya bisa dibilang mengecewakan. Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 mencatat defisit yang cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar. 

Ini membuat investor bertanya-tanya mengenai nasib transaksi berjalan (current account) pada kuartal II-2018. Sebab, pada April 2018 pun neraca perdagangan membukukan defisit yang lebar yakni US$ 1,63 miliar. 

Kemungkinan transaksi berjalan pada kuartal II-2018 akan mengalami defisit yang lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I-2018, defisit transaksi berjalan adalah 2,15% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Pembacaan ini membuat rupiah seakan kekurangan fondasi untuk menguat karena minimnya sokongan devisa dari sektor perdagangan. Apalagi aliran dana di pasar keuangan pun relatif seret, karena investor asing masih membukukan jual bersih Rp 48,1 triliun sejak awal tahun. 

Rupiah kini menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate yang diundur sehari menjadi 29 Juni. Ada peluang BI akan menaikkan suku bunga acuan. 

Kenaikan suku bunga acuan bisa membawa angin segar bagi rupiah dalam jangka pendek. Dengan kenaikan suku bunga acuan, maka berinvestasi di aset-aset di Indonesia menjadi menarik karena mendapatkan kentungan lebih. Kala aliran modal masuk ke Indonesia, maka rupiah bisa terangkat. 

Sembari menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, pasar pun memilih untuk bermain aman dan menghindari risiko. Di tengah hawa perang dagang yang memanas, investor memang cenderung mencari selamat dengan meninggalkan aset-aset di negara berkembang. 

Hal itu menjadi penyebab dolar AS perkasa di Asia. Kawasan ini sangat mengandalkan ekspor dan investasi untuk menggerakkan perekonomian. Perang dagang, yang kini juga melebar ke perang investasi, tentu akan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Benua Kuning. 

Sejauh ini hanya yen Jepang, dolar Singapura, dan peso Filipina yang mampu menguat. Sisanya tidak mampu berbuat banyak di depan greenback. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 10:13 WIB, dikutip dari Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,40-0,33
Yuan China6,55+0,28
Won Korea Selatan1.116,30+0,15
Dolar Taiwan330,40+0,11
Rupee India68,11+0,37
Dolar Singapura1,36-0,06
Ringgit Malaysia4,02+0,17
Baht Thailand32,98+0,18
Peso Filipina53,38-0,17
 
TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular