
Analisis Teknikal
KLBF Masih Tertekan Pekan Ini, Baru Menguat Pekan Depan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 June 2018 16:01

- KLBF terkoreksi lebih dari 18% sepanjang tahun berjalan
- Titik support tertembus (breakout), tetapi sinyal pelemahan masih kuat
- Jika IHSG mampu bangkit, KLBF akan bergerak mengekor
Secara year to date (YTD), saham berkode KLBF itu turun hingga 26,01%, atau jauh lebih parah dibandingkan dengan koreksi yang menimpa sektor konsumer di bursa nasional sebesar 17,68% ke level 2.355.
Meski saham produk kesehatan dan konsumer itu menguat tajam pada Jum'at (22/6/2018) sebesar 4,8% (60 poin) ke level 1.310, tetapi penguatan tersebut berpeluang terhenti pada pekan ini.
![]() |
Adapun level penting dalam jangka pendek yang perlu diperhatikan yaitu, untuk titik penopang (support) pada level 1.250. Di sisi lain, titik penghalang (resistance) yang perlu diperhatikan berada pada level 1.430.
Pada perdagangan terakhir akhir pekan lalu, KLBF menguat dengan membentuk pola lilin putih panjang (long white candle) tetapi dengan volume yang menurun. Ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga saham KLBF bersifat sementara.
Pada akhir pekan lalu, volume transaksi saham KLBF mencapai 31 juta saham. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 24 miliar, dari total nilai transaksi Rp 81 miliar.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, saham KLBF bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (MA-50), pergerakan 20 hari (MA-20) dan pergerakan 5 hari nya (MA-5) yang menandakan harga cenderung bergerak turun.
Namun demikian, perlu dicermati bahwa indikator stochastic slow menunjukan bahwa KLBF belum benar-benar memasuki area jenuh jual (oversold). Sebaiknya, investor menunggu hingga area oversold tersentuh jika memang ingin mengoleksi saham tersebut.
Pada hari ini KLBF berpotensi ditutup di area negatif menyusul pelemahan rupiah terhadap dolar AS ke kisaran Rp 14.140. Depresiasi rupiah akan menekan kinerja KLBF mengingat nyaris 90% bahan baku obat harus diimpor dari luar negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Mohon Maaf Investor, Rupiah Sedang Mager Dulu Hari Ini
Most Popular