Ditopang Aliran Modal, Rupiah Menguat Lawan Dolar Singapura
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 June 2018 09:44
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak menguat. Aliran dana yang memihak Indonesia membuat rupiah mampu terapresiasi.
Pada Senin (25/6/2018) pukul 09:27 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.357,35. Rupiah menguat tipis 0,08%.
Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional:
Aliran modal memang berpihak ke rupiah, terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,33% pada pukul 09:32 WIB. Sementara indeks Straits Times justru terkoreksi sampai nyaris 0,5%.
Selanjutnya, investor menantikan sentimen positif yang bisa menopang rupiah, yaitu rilis data perdagangan internasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 8,38% secara year-on-year (YoY) sementara impor melaju dengan pertumbuhan 12,125% YoY. Ini membuat neraca perdagangan mengalami defisit tipis sekitar US$ 1 juta.
Sebagai informasi, ekspor pada bulan sebelumnya tumbuh 9,01% YoY dan impor melejit dengan pertumbuhan 34,68% YoY. Ini menyebabkan neraca perdagangan mencatatkan defisit yang cukup dalam yaitu US$ 1,63 miliar, terdalam sejak April 2014.
Jika realisasi perdagangan internasional sejalan dengan konsensus, atau bahkan lebih baik, maka bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Pasalnya, pasar akan berpersepsi aliran devisa Indonesia cukup baik sehingga menopang fundamental rupiah.
Oleh karena itu, pasar menantikan rilis data ini sebelum melakukan aktivitas lebih lanjut. Jika data perdagangan internasional positif, maka ini bisa menjadi peluang bagi rupiah untuk terapresiasi lebih lanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Senin (25/6/2018) pukul 09:27 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.357,35. Rupiah menguat tipis 0,08%.
 Reuters |
| Bank | Harga Beli | Harga Jual |
| Bank BNI | Rp 10.224 | Rp 10.504 |
| Bank BRI | Rp 10.318,51 | Rp 10.449,03 |
| Bank BCA | Rp 10.245 | Rp 10.473 |
| Bank Mandiri | Rp 10.183 | Rp 10.483 |
Aliran modal memang berpihak ke rupiah, terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,33% pada pukul 09:32 WIB. Sementara indeks Straits Times justru terkoreksi sampai nyaris 0,5%.
Selanjutnya, investor menantikan sentimen positif yang bisa menopang rupiah, yaitu rilis data perdagangan internasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 8,38% secara year-on-year (YoY) sementara impor melaju dengan pertumbuhan 12,125% YoY. Ini membuat neraca perdagangan mengalami defisit tipis sekitar US$ 1 juta.
Sebagai informasi, ekspor pada bulan sebelumnya tumbuh 9,01% YoY dan impor melejit dengan pertumbuhan 34,68% YoY. Ini menyebabkan neraca perdagangan mencatatkan defisit yang cukup dalam yaitu US$ 1,63 miliar, terdalam sejak April 2014.
Jika realisasi perdagangan internasional sejalan dengan konsensus, atau bahkan lebih baik, maka bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Pasalnya, pasar akan berpersepsi aliran devisa Indonesia cukup baik sehingga menopang fundamental rupiah.
Oleh karena itu, pasar menantikan rilis data ini sebelum melakukan aktivitas lebih lanjut. Jika data perdagangan internasional positif, maka ini bisa menjadi peluang bagi rupiah untuk terapresiasi lebih lanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular