Di Kurs Acuan, Rupiah Terlemah Sejak 25 Mei
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2018 10:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan kembali melemah. Dolar AS kembali menembus Rp 14.100.
Pada Jumat (22/6/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.102. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan hari sebelumnya dan menyentuh titik terlemah sejak 25 Mei.
Nasib rupiah di pasar spot pun serupa. Pada pukul 10:06 WIB, U$ 1 diperdagangkan di Rp 14.105, di mana rupiah melemah 0,05%.
Setelah sempat tertekan, dolar AS kembali menguat dan menekan berbagai mata uang termasuk rupiah. Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,11%. Sampai awal pagi tadi, indeks ini masih melemah.
Greenback berbalik arah setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam bergerak naik. Pada 10:13 WIB, yield obligasi AS tenor 10 tahun berada di 2,9132%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 2,897%.
Kenaikan yield menandakan ada peningkatan ekspektasi inflasi. Ini muncul setelah rilis data terbari soal ketenagakerjaan.
Pada pekan yang berakhir 16 Juni, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS turun 3.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 218.000. Jumlah ini di bawah konsensus pasar yang memperkirakan 220.000.
Kondisi ketenagakerjaan AS yang terus membaik semakin meyakinkan pasar bahwa The Federal Reserve/The Fed akan empat kali menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2018. Lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Kabar ini langsung menjadi obat kuat yang ampuh bagi dolar AS. Sempat kehabisan bensin, greenback pun kembali melaju dan menekan mata uang global. Rupiah tidak terkecuali.
Tidak hanya rupiah, penguatan dolar AS juga memakan korban sejumlah mata uang utama Asia. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS di hadapan sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:19 WIB, mengutip Reuters:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Jumat (22/6/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.102. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan hari sebelumnya dan menyentuh titik terlemah sejak 25 Mei.
![]() |
Nasib rupiah di pasar spot pun serupa. Pada pukul 10:06 WIB, U$ 1 diperdagangkan di Rp 14.105, di mana rupiah melemah 0,05%.
Greenback berbalik arah setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam bergerak naik. Pada 10:13 WIB, yield obligasi AS tenor 10 tahun berada di 2,9132%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 2,897%.
Kenaikan yield menandakan ada peningkatan ekspektasi inflasi. Ini muncul setelah rilis data terbari soal ketenagakerjaan.
Pada pekan yang berakhir 16 Juni, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS turun 3.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 218.000. Jumlah ini di bawah konsensus pasar yang memperkirakan 220.000.
Kondisi ketenagakerjaan AS yang terus membaik semakin meyakinkan pasar bahwa The Federal Reserve/The Fed akan empat kali menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2018. Lebih banyak ketimbang perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Kabar ini langsung menjadi obat kuat yang ampuh bagi dolar AS. Sempat kehabisan bensin, greenback pun kembali melaju dan menekan mata uang global. Rupiah tidak terkecuali.
Tidak hanya rupiah, penguatan dolar AS juga memakan korban sejumlah mata uang utama Asia. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS di hadapan sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:19 WIB, mengutip Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109.99 | +0,01 |
Yuan China | 6,50 | +0,19 |
Won Korea Selatan | 1.108.23 | -0,12 |
Dolar Singapura | 1,36 | -0,01 |
Ringgit Malaysia | 4,01 | -0,10 |
Baht Thailand | 32,91 | +0,06 |
Peso Filipina | 53,43 | +0,27 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular