
Pasar Mulai 'Panas', Rupiah Menguat Lawan Dolar Singapura
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2018 09:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melemah tajam pada perdagangan kemarin, rupiah mampu membalikkan kedudukan dan menguat terhadap dolar Singapura. Pasar valas domestik sepertinya mulai 'panas' setelah kemarin masih jet lag seusai libur panjang Idul Fitri.
Pada Jumat (22/6/2018) pukul 09:05 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.371,46. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan perdagangan kemarin.
Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional:
Terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun dolar Singapura kurang berdaya. Di hadapan greenback, mata uang Negeri Singa melemah 0,10%. Sementara rupiah hanya melemah 0,01%, relatif stagnan.
Hari ini sepertinya mesin pelaku pasar sudah mulai 'panas'. Kemarin, dolar Singapura bisa menguat lebih dari 1% karena pasar valas Indonesia masih mencoba mencerna informasi yang berjubel saat pasar libur selama lebih dari sepekan.
Ada kemungkinan investor mulai masuk ke pasar keuangan Indonesia sehingga menopang penguatan rupiah. Meski investor asing masih membukukan jual bersih Rp 74,39 miliar di pasar saham pada pukul 09:16 WIB, tetapi di pasar obligasi terlihat ada secercah harapan.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun saat ini berada di 7,471%. Turun dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yaitu 7,481%.
Penurunan yield berarti harga sedang naik. Kenaikan harga menandakan obligasi sedang diminati.
Aliran dana di pasar obligasi ini sedikit banyak membantu kinerja rupiah. Termasuk mampu mencetak apresiasi atas dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Jumat (22/6/2018) pukul 09:05 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.371,46. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan perdagangan kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 10.240 | Rp 10.500 |
Bank BRI | Rp 10.290,24 | Rp 10.417,59 |
Bank BCA | Rp 10.267 | Rp 10.496 |
Bank Mandiri | Rp 10.183 | Rp 10.483 |
Terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun dolar Singapura kurang berdaya. Di hadapan greenback, mata uang Negeri Singa melemah 0,10%. Sementara rupiah hanya melemah 0,01%, relatif stagnan.
Hari ini sepertinya mesin pelaku pasar sudah mulai 'panas'. Kemarin, dolar Singapura bisa menguat lebih dari 1% karena pasar valas Indonesia masih mencoba mencerna informasi yang berjubel saat pasar libur selama lebih dari sepekan.
Ada kemungkinan investor mulai masuk ke pasar keuangan Indonesia sehingga menopang penguatan rupiah. Meski investor asing masih membukukan jual bersih Rp 74,39 miliar di pasar saham pada pukul 09:16 WIB, tetapi di pasar obligasi terlihat ada secercah harapan.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun saat ini berada di 7,471%. Turun dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yaitu 7,481%.
Penurunan yield berarti harga sedang naik. Kenaikan harga menandakan obligasi sedang diminati.
Aliran dana di pasar obligasi ini sedikit banyak membantu kinerja rupiah. Termasuk mampu mencetak apresiasi atas dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular