Tak Mampu Bendung Net Sell Asing, IHSG Jatuh 1,05%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 June 2018 16:31
IHSG jatuh 1,05% pada perdagangan hari ini ke level 5.822,33.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 1,05% pada perdagangan hari ini ke level 5.822,33. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,65 triliun dengan volume sebanyak 6,83 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 429.816 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,83%), PT Astra International Tbk/ASII (-3,96%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-2,7%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,63%), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,69%).

Sempat dibuka menguat tipis 0,1% dan mencapai titik tertingginya di level 5.922,7, IHSG tak kuasa menahan gempuran jual investor asing. Sampai dengan akhir perdagangan, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 833,8 miliar, seiring dengan pelemahan rupiah yang begitu signifikan; rupiah melemah 1,24% di pasar spot ke level Rp 14.098/dolar AS.

Dolar AS memang tengah dalam posisi yang perkasa; indeks dolar AS menguat hingga 0,44% ke level 95,472. Kuatnya dolar AS didorong oleh pernyataan Gubernur the Federal Reserve Jerome Powell.

Berbicara dalam forum ekonomi European Central Bank (ECB) di Sintra, Portugal, Powell kembali menegaskan komitmen bank sentral untuk menaikkan suku bunga secara gradual.

"Dengan ekonomi AS yang semakin kuat, maka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap tetap kuat, meski pasar tenaga kerja belum sepenuhnya pulih," kata Powell, dikutip dari Reuters.

Kemudian, perdagangan hari ini merupakan yang pertama bagi rupiah pasca libur lebaran. Pada saat libur lebaran, the Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps sembari memproyeksikan kenaikan sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini (4 kali secara keseluruhan). Perdagangan hari ini lantas merupakan kesempatan pertama bagi investor untuk melakukan price-in atas hal tersebut.

Di sisi lain, sinyal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) tak bisa berbuat banyak dalam meredam pelemahan rupiah. Berbicara mengenai kenaikan suku bunga acuan, hal ini juga merupakan salah satu hal yang mendasari investor melakukan aksi jual.

Kali ini, bahkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio yang menyuarakan kekhawatirannya. Ia mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan membuat pasar modal tidak kondusif. Jika kebijakan tersebut diambil oleh BI, maka akan memengaruhi appetite investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

"Memang sekarang bank sentral AS mau menaikkan lagi suku bunga, kalau bank sentral AS naik (suku bunga), (suku bunga) kita juga kemungkinan ikut naik. Kalau ditanya pendapat, sebagai orang pasar modal, terus terang saya tidak mau (bunga acuan) naik lagi. Saya bisa mengatakan, pasar modal nanti bisa tidak kondusif, karena musuh besar pasar modal adalah kenaikan suku bunga," ujar Tito saat ditemui CNBC Indonesia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/6).

Dari sisi eksternal, risiko perang dagang masih kental terasa. Media milik pemerintah China The Global Times melaporkan pada hari ini bahwa jika Presiden AS Donald Trump tetap memperparah tensi dengan China di bidang perdagangan, China dapat membalasnya dengan menargetkan perusahaan-perusahaan anggota indeks Dow Jones, seperti dikutip dari CNBC International.

"Jika Trump terus memanaskan tensi (di bidang) perdagangan dengan China, kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa China akan menyerang balik dengan mengadopsi pendekatan garis keras menargetkan persusahaan-perusahaan anggota indeks Dow Jones," tulis The Global Times.

Sebagai catatan, indeks Dow Jones merupakan salah satu indeks saham utama di AS yang beranggotakan 30 saham perusahaan-perusahaan terbuka besar yang bermarkas di AS. Biasanya, perusahaan-perusahaan yang masuk dalam indeks bergengsi ini merupakan pemimpin di industri yang digelutinya.

Setiap pergerakan indeks Dow Jones akan memberikan pengaruh bagi bursa saham lainnya di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Beberapa anggota dari indeks Dow Jones adalah Boeing, Apple, dan Nike. Kini, kontrak futures indeks Dow Jones mengindikasikan penurunan sebesar 61 poin pada saat pembukaan.
(ank/hps) Next Article Waduh! Investor Asing Kabur dari 10 Emiten Kala IHSG Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular