AS Kembali Serang China, Wall Street akan Dibuka Naik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 June 2018 18:29
Pada perdagangan hari ini, Wall Street akan dibuka menguat.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini (21/6/2018), Wall Street akan dibuka menguat. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 122 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 8 dan 22 poin.

Sama seperti bursa saham utama kawasan Asia, penguatan Wall Street nampak hanya merupakan rebound semata. Pasalnya, kini AS kembali melancarkan serangannya kepada China.

Bukan dengan mengenakan bea masuk baru, Gedung Putih justru merilis sebuah laporan sebanyak 35 halaman berjudul "How China's Economic Aggression Threatens the Technologies and Intellectual Property of the United States and the World" yang isinya menjelaskan klaim mereka mengenai 'agresi ekonomi' yang dilakukan oleh Negeri Panda.

"(China) telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia seiring dengan modernisasi industri yang mendorongnya naik dalam rantai pasokan global. Namun, banyak dari pertumbuhan tersebut dicapai melalui tindakan, kebijakan, dan praktik agresif yang berada diluar norma dan peraturan global (secara kolektif, 'agresi ekonomi')," tulis Gedung Putih dalam kalimat pembukanya.

Laporan tersebut kemudian memaparkan praktik-praktik yang dilakukan China untuk mengakses teknologi dan kekayaan intelektual milik perusahaan asal AS.

AS seolah ingin memperingatkan seluruh dunia mengenai bahaya yang datang dari praktik-praktik pencurian teknologi dan kekayaan intelektual yang selama ini dilakukannya. Mungkin Washington sedang menggalang dukungan dari negara-negara lain untuk bersama-sama menghadapi China.

Bisa dikatakan, risiko perang dagang jauh dari kata usai.

Pada perdagangan hari ini, beberapa data ekonomi penting akan dirilis seperti neraca berjalan kuartal-I 2018 dan penjualan hunian bekas periode Mei. Jika ada kejutan dari data-data ini, investor bisa semakin yakin bahwa the Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuannya sebanyak 4 kali pada tahun ini. Hal ini tentu bukan kabar baik bagi Wall Street.
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular