
Sepekan, Pasar Saham Eropa dan Asia Kehilangan Rp 58,41 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 June 2018 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor global menarik lebih banyak uang dari pasar saham Eropa dan negara berkembang dalam seminggu terakhir. Aliran dana banyak yang ke pasar saham AS, karena pertumbuhan ekonomi yang kuat mendorong arus masuk enam minggu berturut-turut.
Hal itu disampaikan oleh Bank of America Merrill Lynch (BAML) pada Jumat (15/5) seperti dilansir dari Reuters. Data dari bank tersebut melacak aliran dana secara mingunan (Rabu ke Rabu), mengacu pada periode ketika investor bersiap untuk kenaikan suku bunga acuan kedua kalinya oleh The Federal Reserve (The Fed) pada 2018 dan menunggu sinyal dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang menghentikan pemberian stimulus.
ECB secara resmi menyampaikan pada Kamis (14/5) akan mengakhiri pembelian obligasi tahun ini tetapi tidak menaikkan suku bunga sampai paruh kedua 2019.
Dalam laporannya BAML mengatakan, dalam seminggu terakhir US$ 5,6 miliar dana masuk ke pasar saham global, dana yang mengalir ke pasar saham AS senilai US$ 10,3 miliar dan saat pasar saham Eropa kehilangan US$ 2,5 miliar.
Sementara itu, dana dari pasar negara berkembang keluar US$ 1,3 miliar dan yang keluar dari pasar saham Jepang mencapaiUS$ 400 juta.
"Ini adalah permainan dari dua bagian dunia," tulis analis BAML.
Menurut BALM dalam enam minggu terakhir sebanyak US$ 29 miliar telah mengalir ke saham AS, kontras dengan dana yang ditarik dari pasar saham Eropa yang mencapai US$ 13 miliar. Sementara di pasar utang dan saham negera berkembang sudah terjadi penarikan sebanyak US$ 12 miliar selama tujuh minggu terakhir.
"Gambaran yang lebih besar adalah quantitative easing (QE) global berakhir, dengan AS menjadi satu-satunya yang membukukan pertumbuhan."
Selain itu, ekuitas AS hanya koreksi 3% dari posisi tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, pasar saham Eropa dan Tiongkok sudah merosot sekitar 30% dari posisi tertinggi.
Ekuitas Eropa telah kehilangan hampir US$ 20 miliar sepanjang tahun ini, data arus dana menunjukkan, dan indeks ekuitas pan-Eropa nyaris di wilayah positif, terpukul oleh tanda-tanda perlambatan pertumbuhan dan juga kekhawatiran AS akan memberlakukan tarif impor besar pada barang seperti mobil dan baja.
Pasar AS sementara mendapat manfaat dari pemotongan pajak besar serta reli berkelanjutan di saham teknologi.
Di pasar obligasi, investor membeli utang dengan tingkat investasi berkualitas tinggi untuk minggu keempat berturut-turut, menghasilkan US$ 900 juta, sementara utang dengan peringkat sampah menyaksikan minggu keenam arus keluar. Emerging debt pun menderita selama delapan minggu berturut-turut, dan kehilangan US$ 1,3 miliar.
(hps) Next Article Dana Asing Serbu RI Rp 74 T Pertengahan Maret 2019
Hal itu disampaikan oleh Bank of America Merrill Lynch (BAML) pada Jumat (15/5) seperti dilansir dari Reuters. Data dari bank tersebut melacak aliran dana secara mingunan (Rabu ke Rabu), mengacu pada periode ketika investor bersiap untuk kenaikan suku bunga acuan kedua kalinya oleh The Federal Reserve (The Fed) pada 2018 dan menunggu sinyal dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang menghentikan pemberian stimulus.
ECB secara resmi menyampaikan pada Kamis (14/5) akan mengakhiri pembelian obligasi tahun ini tetapi tidak menaikkan suku bunga sampai paruh kedua 2019.
Sementara itu, dana dari pasar negara berkembang keluar US$ 1,3 miliar dan yang keluar dari pasar saham Jepang mencapaiUS$ 400 juta.
"Ini adalah permainan dari dua bagian dunia," tulis analis BAML.
Menurut BALM dalam enam minggu terakhir sebanyak US$ 29 miliar telah mengalir ke saham AS, kontras dengan dana yang ditarik dari pasar saham Eropa yang mencapai US$ 13 miliar. Sementara di pasar utang dan saham negera berkembang sudah terjadi penarikan sebanyak US$ 12 miliar selama tujuh minggu terakhir.
"Gambaran yang lebih besar adalah quantitative easing (QE) global berakhir, dengan AS menjadi satu-satunya yang membukukan pertumbuhan."
Selain itu, ekuitas AS hanya koreksi 3% dari posisi tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, pasar saham Eropa dan Tiongkok sudah merosot sekitar 30% dari posisi tertinggi.
Ekuitas Eropa telah kehilangan hampir US$ 20 miliar sepanjang tahun ini, data arus dana menunjukkan, dan indeks ekuitas pan-Eropa nyaris di wilayah positif, terpukul oleh tanda-tanda perlambatan pertumbuhan dan juga kekhawatiran AS akan memberlakukan tarif impor besar pada barang seperti mobil dan baja.
Pasar AS sementara mendapat manfaat dari pemotongan pajak besar serta reli berkelanjutan di saham teknologi.
Di pasar obligasi, investor membeli utang dengan tingkat investasi berkualitas tinggi untuk minggu keempat berturut-turut, menghasilkan US$ 900 juta, sementara utang dengan peringkat sampah menyaksikan minggu keenam arus keluar. Emerging debt pun menderita selama delapan minggu berturut-turut, dan kehilangan US$ 1,3 miliar.
(hps) Next Article Dana Asing Serbu RI Rp 74 T Pertengahan Maret 2019
Most Popular