
Angin Segar dari Eropa Bisa Bawa Wall Street ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 June 2018 19:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Angin segar yang datang dari Eropa berhasil mendorong Wall Street berpotensi dibuka menguat nantinya pada perdagangan hari ini. Saat ini, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 79 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 8 dan 24 poin.
Padahal, pada sore tadi kontrak futures mengindikasikan ketiga indeks tersebut akan dibuka di teritori negatif. Angin segar yang dimaksud adalah dihentikannya stimulus moneter (quantitative easing/QE) pada akhir 2018 oleh European Central Bank (ECB).
ECB mengatakan bahwa jika data-data ekonomi sesuai dengan proyeksi mereka, maka QE akan diperpanjang sampai dengan akhir tahun walaupun dengan besaran yang lebih kecil, seperti dikutip dari CNBC International.
Saat ini, ECB menggelontorkan dana senilai €30 miliar (US$ 35 miliar) untuk membeli surat berharga terbitan pemerintah maupun sektor swasta setiap bulannya, dengan tujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Program ini akan berakhir pada September mendatang.
Besaran dari QE lantas akan dipangkas hingga setengahnya menjadi €15 miliar saja pada 3 bulan terakhir tahun ini. Lebih lanjut, ECB mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga acuan nampak mustahil sampai setidaknya musim panas tahun depan.
Penghentian stimulus ini mengafirmasi sehatnya ekonomi zona euro. Sebelumnya, beberapa indikator memang sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada Mei 2018, inflasi di zona euro sudah mencapai 1,9%, semakin mendekati target ECB yang sebesar 2%.
Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa juga diperkirakan membaik. Sebelumnya, Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 2,1%. Namun, proyeksi ini kemudian direvisi menjadi 2,3%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 juga diperbarui menjadi 2%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Pemulihan ekonomi di zona euro tentu merupakan hal yang menggembirakan. Pasalnya, berbagai tantangan mewarnai ekonomi pengguna mata uang euro tersebut dalam beberapa waktu terakhir, seperti krisis politik di Inggris (Brexit), Italia (kesulitan pembentukan pemerintahan), dan Spanyol (rencana pemisahan diri Katalunya).
Normalisasi oleh ECB mengikuti langkah bank sentral lainnya yakni the Federal Reserve yang pada dini hari tadi menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25bps. Kini, the Fed diperkirakan akan mengerek suku bunganya sebesar 50bps lagi pada tahun ini yang akan terbagi dalam 2 tahap.
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Padahal, pada sore tadi kontrak futures mengindikasikan ketiga indeks tersebut akan dibuka di teritori negatif. Angin segar yang dimaksud adalah dihentikannya stimulus moneter (quantitative easing/QE) pada akhir 2018 oleh European Central Bank (ECB).
ECB mengatakan bahwa jika data-data ekonomi sesuai dengan proyeksi mereka, maka QE akan diperpanjang sampai dengan akhir tahun walaupun dengan besaran yang lebih kecil, seperti dikutip dari CNBC International.
Besaran dari QE lantas akan dipangkas hingga setengahnya menjadi €15 miliar saja pada 3 bulan terakhir tahun ini. Lebih lanjut, ECB mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga acuan nampak mustahil sampai setidaknya musim panas tahun depan.
Penghentian stimulus ini mengafirmasi sehatnya ekonomi zona euro. Sebelumnya, beberapa indikator memang sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada Mei 2018, inflasi di zona euro sudah mencapai 1,9%, semakin mendekati target ECB yang sebesar 2%.
Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa juga diperkirakan membaik. Sebelumnya, Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 2,1%. Namun, proyeksi ini kemudian direvisi menjadi 2,3%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 juga diperbarui menjadi 2%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Pemulihan ekonomi di zona euro tentu merupakan hal yang menggembirakan. Pasalnya, berbagai tantangan mewarnai ekonomi pengguna mata uang euro tersebut dalam beberapa waktu terakhir, seperti krisis politik di Inggris (Brexit), Italia (kesulitan pembentukan pemerintahan), dan Spanyol (rencana pemisahan diri Katalunya).
Normalisasi oleh ECB mengikuti langkah bank sentral lainnya yakni the Federal Reserve yang pada dini hari tadi menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25bps. Kini, the Fed diperkirakan akan mengerek suku bunganya sebesar 50bps lagi pada tahun ini yang akan terbagi dalam 2 tahap.
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular