Rupiah Tak Berdaya di Depan Mayoritas Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 June 2018 16:45
Rupiah ternyata juga melemah di hadapan banyak mata uang di Asia sampai Eropa.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan hari ini. Namun rupiah ternyata juga melemah di hadapan banyak mata uang di Asia sampai Eropa. 

Pada Selasa (5/6/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 berada di Rp 13.874. Rupiah melemah 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.  

Tidak hanya terhadap greenback, rupiah juga melemah terhadap sebagian besar mata uang utama Asia. Di Benua Kuning, rupiah hanya bisa menguat terhadap dolar Taiwan, rupee India, dan peso Filipina. Namun terdepresiasi di depan yen Jepang, yuan China, won Korea Selatan, dolar Singapura, dan baht Thailand. 

Sedangkan di Eropa, rupiah melemah di hadapan poundsterling Inggris. Bahkan depresiasinya cukup signifikan. Sementara di hadapan euro, rupiah mampu membukukan penguatan. 

Mengutip Reuters, berikut perkembangan nilai tukar rupiah di hadapan sejumlah mata uang utama hingga pukul 16:20 WIB: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Dolar AS13.874-0,05
Yen Jepang126,36-0,08
Yuan China2.166,59-0,23
Won Korsel12.95-0,08
Dolar Taiwan465,45+0,01
Rupee India206,45+0,13
Dolar Singapura10.395,62-0,21
Peso Filipina264,28+0,20
Baht Thailand434,06-0,12
Euro16.205+0,17
Poundsterling18.559,25-0,55
 
Rupiah memang minim sentimen penggerak pada hari ini. Dari sisi domestik, tidak ada rilis data ekonomi maupun pernyataan dari pemerintah atau bank sentral yang bisa menjadi katalis. 

Oleh karena itu, pergerakan rupiah cenderung sporadis dan ikut arus. Rupiah mengikuti sentimen di masing-masing negara. Misalnya di Jepang. Rupiah tidak bisa bersaing lawan yen karena hari ini, pemerintah Jepang melelang obligasi tenor 10 tahun. Lelang ini mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. 

Penawaran yang masuk mencapai JPY 7,88 triliun, sementara yang dimenangkan adalah JPY 1,8 triliun yen. Artinya, bid to cover ratio dalam lelang ini mencapai 4,8 kali. Pasar keuangan Jepang yang tengah semarak ini menjadi dasar bagi apresiasi yen. 

Kemudian terhadap yuan, rupiah juga melemah karena rilis data Purchasing Manager's Index (PMI) periode Mei 2018 yang sebesar 51,9. Tertinggi sejak Oktober 2017.

Namun terhadap rupee, rupiah mampu menguat. Hal ini dipicu oleh sikap investor yang cenderung wait and see. Pasalnya, Bank Sentral India akan menggelar pertemuan pada 6 Juni esok.
 

Suara pasar terpecah menghadapi pertemuan ini. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan, sebagian besar ekonom masih memperkirakan Reserve Bank of India (RBI) menahan suku bunga acuan repo rate di 6%. 

Namun, suara dari yang memperkirakan ada kenaikan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari 56 ekonom yang terlihat dalam pembentukan konsensus, 26 di antaranya memperkirakan ada kenaikan. Jumlah yang tidak bisa dikesampingkan, karena merepresentasikan 48% dari responden. 

Oleh karena itu, investor di Negeri Bollywood memilih untuk berhati-hati dan menunggu. Aktivitas di pasa keuangan India relatif sepi sehingga indeks saham Nifty terkoreksi 0,44% pada pukul 16:38 WIB. 

Rupiah mampu memanfaatkan depresiasi rupee dengan mencatatkan penguatan. Namun pelemahan rupee sebenarnya bersifat luas (broadbased) karena di hadapan dolar AS mata uang ini juga melemah 0,19%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular