
Rupiah Menguat, Bank Jual Dolar Singapura di Bawah Rp 10.500
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 June 2018 10:33

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Penguatan ini didukung oleh penguatan aktivitas manufaktur dan penantian rilis data inflasi domestik.
Pada Senin (4/6/2018) pukul 09:20 WIB, SG$ 1 di pasar spot dihargai Rp 10.370,18. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan pergerakan akhir pekan lalu.
Penguatan rupiah membuat harga jual dolar Singapura di beberapa bank nasional semakin mantap di bawah Rp 10.500. Berikut data perdagangan dolar Singapura hingga pukul 09:05 WIB:
Pagi ini, terdapat rilis data yang positif bagi Indonesia. Nikkei Manufacturing PMI periode Mei berada di angka 51,7, lebih tinggi dari capaian April yang sebesar 51,6. Data ini menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di Indonesia, di mana angka di atas 50 menandakan ekspansi.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, perbaikan di sektor ini mengindikasikan pemulihan kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kemudian, investor juga menantikan rilis data inflasi Mei 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,25%. Sementara inflasi YoY diproyeksikan 3,30% dan inflasi inti YoY diramal 2,76%.
Jika proyeksi ini terwujud, maka laju inflasi domestik masih relatif terkendali. Hingga separuh Ramadan, inflasi belum menunjukkan lonjakan yang berarti. Kini investor tinggal menantikan inflasi Juni, yang mungkin menjadi puncak karena merupakan paruh kedua Ramadan dan kemudian hari raya Idul Fitri.
Laju inflasi yang masih 'jinak' bisa menjadi sentimen positif di pasar. Ketika inflasi terkendali, maka nilai rupiah menjadi tidak terlalu tergerus sehingga berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini masih menguntungkan.
Akibat dua sentimen positif ini, arus modal asing pun cukup deras masuk ke Indonesia. Hingga pukul 10.30 WIB, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 109,63 miliar di pasar saham. Derasnya aliran modal ini turut mendorong rupia terapresiasi terhadap berbagai mata uang, termasuk dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Senin (4/6/2018) pukul 09:20 WIB, SG$ 1 di pasar spot dihargai Rp 10.370,18. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan pergerakan akhir pekan lalu.
![]() |
Penguatan rupiah membuat harga jual dolar Singapura di beberapa bank nasional semakin mantap di bawah Rp 10.500. Berikut data perdagangan dolar Singapura hingga pukul 09:05 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.187,00 | Rp 10,490,00 |
Bank BNI | Rp 10.244,00 | Rp 10.509,00 |
Bank BRI | Rp 10.291,60 | Rp 10.453,46 |
Bank BCA | Rp 10.264,00 | Rp 10.496,00 |
Pagi ini, terdapat rilis data yang positif bagi Indonesia. Nikkei Manufacturing PMI periode Mei berada di angka 51,7, lebih tinggi dari capaian April yang sebesar 51,6. Data ini menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di Indonesia, di mana angka di atas 50 menandakan ekspansi.
Data ini menjadi penting mengingat sektor manufaktur merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, perbaikan di sektor ini mengindikasikan pemulihan kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kemudian, investor juga menantikan rilis data inflasi Mei 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Mei secara MtM sebesar 0,25%. Sementara inflasi YoY diproyeksikan 3,30% dan inflasi inti YoY diramal 2,76%.
Jika proyeksi ini terwujud, maka laju inflasi domestik masih relatif terkendali. Hingga separuh Ramadan, inflasi belum menunjukkan lonjakan yang berarti. Kini investor tinggal menantikan inflasi Juni, yang mungkin menjadi puncak karena merupakan paruh kedua Ramadan dan kemudian hari raya Idul Fitri.
Laju inflasi yang masih 'jinak' bisa menjadi sentimen positif di pasar. Ketika inflasi terkendali, maka nilai rupiah menjadi tidak terlalu tergerus sehingga berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini masih menguntungkan.
Akibat dua sentimen positif ini, arus modal asing pun cukup deras masuk ke Indonesia. Hingga pukul 10.30 WIB, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 109,63 miliar di pasar saham. Derasnya aliran modal ini turut mendorong rupia terapresiasi terhadap berbagai mata uang, termasuk dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular