Rupiah Menguat, Bank Jual Dolar Singapura di Bawah Rp 10.500

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
01 June 2018 09:54
Penguatan ini disebabkan karena naiknya suku bunga BI menjadi 4,75%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Penguatan ini masih didorong keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan pada lusa kemarin.

Pada Jumat (1/6/2018) pukul 09:10 WIB, SG$ 1 di pasar spot dihargai Rp 10.377,29. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan pergerakan hari sebelumnya.



Penguatan rupiah mendorong harga jual dolar Singapura di beberapa bank nasional berada di bawah posisi Rp 10.500/SG$. Berikut data perdagangan dolar Singapura hingga pukul 09:15 WIB :


BI akhirnya kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke posisi 4,75%. Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan kebijakan ini bersifat premptive, front loading, dan ahead of the curve guna mengantisipasi perkembangan ekonomi global khususnya rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang.

Pasar memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke rentang 1,75-2%. Jika keputusan ini jadi dilakukan, maka akan berdampak kurang baik bagi pasar keuangan di Indonesia. Aliran modal asing berpotensi keluar dan pulang ke Negeri Paman Sam.

Oleh karena itu, BI mengambil langkah terlebih dulu untuk mengatisipasi hasil rapat The Fed. Sebab jika harus menunggu RDG rutin, maka harus menunggu sampai 28 Juni. BI akan kembali behind the curve, seperti yang terjadi saat kenaikan 7 days reverse repo rate pertama pada 17 Mei lalu.

"Ini bagian dari kebijakan jangka pendek yang memprioritaskan stabilitas, khususnya nilai tukar rupiah" kata Perry dalam jumpa pers kemarin.

Kenaikan ini tentu membuat pasar keuangan Indonesia memiliki daya tarik lebih karena menawarkan tingkat return yang lebih tinggi dan membuat investor asing berpikir dua kali memindahkannya dananya dari Indonesia.

Di sisi lain, kebijakan BI yang lebih hawkish, membuat otoritas moneter di Indonesia cenderung ahead of the curve dibandingkan Singapura sehingga hal ini ikut mendorong nilai tukar rupiah terus perkasa di hadapan dolar Singapura.

(ray/ray) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular