
BI Naikkan Suku Bunga, IHSG Ukir Titik Terendah Baru
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 May 2018 15:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar saham merespon negatif kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) yang diumumkan hari ini. Pasca Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan kenaikan 7 days reverse repo rate sebesar 25bps menjadi 4,75%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak turun, bahkan sampai mengukir titik terendah baru untuk perdagangan hari ini.
Sebelum pengumuman dilakukan, titik terendah IHSG berada di sekitar level 6.011. Kini, titik terendah IHSG berada di level 6.001,8 (-1,1% dibandingkan penutupan hari Senin, 28/5/2018).
Kenaikan suku bunga acuan dianggap berpotensi memperlambat laju perekonomian Indonesia, seiring dengan suku bunga kredit yang sangat mungkin dinaikkan oleh perbankan. Hal ini tentu bukan kabar baik bagi pasar saham. Pasalnya, ketika suku bunga kredit rendah saja, penyalurannya sudah terbilang lemah; BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,5% YoY per akhir Maret 2018, lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 9,2% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.
Terlebih, objektif dari kenaikan suku bunga acuan yaitu menstabilkan pergerakan rupiah juga belum benar-benar terbukti. Sesaat setelah kenaikan suku bunga acuan diumumkan, rupiah justru melemah 0,04% ke level Rp 13.990/dolar AS. Padahal sebelum kenaikan suku bunga acuan diumumkan, rupiah bertengger di level Rp 13.975/dolar AS.
Saat ini, rupiah berhasil menguat 0,04% ke level Rp 13.980/dolar AS. Namun, melihat respon awal rupiah yang negatif, depresiasi masih mungkin saja terjadi menjelang penutupan perdagangan.
Merespon pergerakan rupiah yang belum jelas, investor asing melakukan jual bersih di pasar saham sebesar Rp 65,19 miliar. Padahal sebelum suku bunga acuan dinaikkan, investor asing masih mencatatkan beli bersih sekitar Rp 100 miliar.Merespon pergerakan rupiah yang belum jelas, investor asing melakukan jual bersih di pasar saham sebesar Rp 65,19 miliar. Padahal sebelum suku bunga acuan dinaikkan, investor asing masih mencatatkan beli bersih sekitar Rp 100 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
Sebelum pengumuman dilakukan, titik terendah IHSG berada di sekitar level 6.011. Kini, titik terendah IHSG berada di level 6.001,8 (-1,1% dibandingkan penutupan hari Senin, 28/5/2018).
Kenaikan suku bunga acuan dianggap berpotensi memperlambat laju perekonomian Indonesia, seiring dengan suku bunga kredit yang sangat mungkin dinaikkan oleh perbankan. Hal ini tentu bukan kabar baik bagi pasar saham. Pasalnya, ketika suku bunga kredit rendah saja, penyalurannya sudah terbilang lemah; BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 8,5% YoY per akhir Maret 2018, lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2017 sebesar 9,2% YoY. Realisasi tersebut juga jauh di bawah target BI untuk tahun ini yang berada di kisaran dua digit.
Saat ini, rupiah berhasil menguat 0,04% ke level Rp 13.980/dolar AS. Namun, melihat respon awal rupiah yang negatif, depresiasi masih mungkin saja terjadi menjelang penutupan perdagangan.
Merespon pergerakan rupiah yang belum jelas, investor asing melakukan jual bersih di pasar saham sebesar Rp 65,19 miliar. Padahal sebelum suku bunga acuan dinaikkan, investor asing masih mencatatkan beli bersih sekitar Rp 100 miliar.Merespon pergerakan rupiah yang belum jelas, investor asing melakukan jual bersih di pasar saham sebesar Rp 65,19 miliar. Padahal sebelum suku bunga acuan dinaikkan, investor asing masih mencatatkan beli bersih sekitar Rp 100 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular