
Pukul 15:00 WIB: Bunga Acuan Naik, Rupiah Menguat
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
30 May 2018 15:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan menjelang sore ini. Sepertinya kenaikan suku bunga acuan sudah mulai menuai hasil.
Pada Rabu (30/5/2018) pukul 15:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 13.980. Rupiah menguat 0,04 % dibandingkan penutupan perdagangan Senin (28/05/2018).
Sementara harga jual dolar AS di beberapa bank nasional masih bertahan di atas Rp 14.100/US$. Berikut data perdagangan dolar AS hingga pukul 14:50 WIB:
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
"Ini bagian dari kebijakan jangka pendek yang memprioritaskan stabilitas, khususnya nilai tukar rupiah. Suku bunga naik merupakan langkah pre-emptif, front loading, dan ahead the curve," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers.
Rupiah pun mendapat energi penguatan dengan kebijakan ini. Sementara sentimen krisis politik Italia masih membayangi pasar, rupiah mampu terapresiasi.
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Rabu (30/5/2018) pukul 15:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 13.980. Rupiah menguat 0,04 % dibandingkan penutupan perdagangan Senin (28/05/2018).
Sementara harga jual dolar AS di beberapa bank nasional masih bertahan di atas Rp 14.100/US$. Berikut data perdagangan dolar AS hingga pukul 14:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Status | Harga Jual | Status |
Bank Mandiri | Rp 13.812,00 | Turun | Rp 14.063,00 | Turun |
Bank BNI | Rp 13.920,00 | Turun | Rp 14.130,00 | Naik |
Bank BRI | Rp 13.945,00 | Turun | Rp 14.035,00 | Turun |
Bank BTN | Rp 14.093,00 | Stagnan | Rp 14.243,00 | Stagnan |
Bank BCA | Rp 13.855,00 | Turun | Rp 14.115,00 | Turun |
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
"Ini bagian dari kebijakan jangka pendek yang memprioritaskan stabilitas, khususnya nilai tukar rupiah. Suku bunga naik merupakan langkah pre-emptif, front loading, dan ahead the curve," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers.
Rupiah pun mendapat energi penguatan dengan kebijakan ini. Sementara sentimen krisis politik Italia masih membayangi pasar, rupiah mampu terapresiasi.
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular