Dolar AS Masih di Kisaran Rp 14.000 di Kurs Acuan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 May 2018 10:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak menguat. Namun dolar AS belum mau turun dari level Rp 14.000.
Pada Rabu (30/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.032. Rupiah menguat 0,23% dibandingkan sebelum libur perayaan Hari Trisuci Waisak.
Sementara di pasar spot, rupiah justru melemah. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.025. Rupiah melemah 0,29%.
Mengutip Reuters, rupiah kemungkinan dalam posisi konsolidasi menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan hari ini. Sebelum ada pengumuman hasil rapat, dolar AS diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 14.000-14.050.
Namun jika BI belum menaikkan suku bunga acuan, maka rupiah bisa jadi melemah lebih dalam. Sebab di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS sudah diperdagangkan dalam kisaran Rp 14.100-14.120.
Sebab, situasi global dan regional sedang kurang kondusif. Di Italia, sedang terjadi gaduh politik dan kemungkinan akan ada pemilu ulang paling cepat Juli mendatang. Pasalnya, Pejabat Perdana Menteri Italia Carlo Cottarelli gagal membentuk koalisi pemerintahan.
Hal ini menyusul penolakan Presiden Sergio Mattarella terhadap pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi yang diajukan oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima. Savona ditolak karena sempat mengancam akan membawa Italia keluar dari Uni Eropa.
Jika kekuatan populis semakin solid dan kemungkinan Italia bercerai dengan Uni Eropa kian besar, maka dampaknya adalah guncangan terhadap pasar keuangan global. Investor akan cenderung menghindari aset-aset berisiko dan mengamankan dananya di safe haven. Terbukti beberapa instrumen safe haven seperti emas, mata uang yen Jepang, atau franc Swiss nilanya terapresiasi karena tingginya minat investor.
(aji/aji) Next Article Lesu di Kurs Tengah BI, Rupiah Jaya di Pasar Spot
Pada Rabu (30/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.032. Rupiah menguat 0,23% dibandingkan sebelum libur perayaan Hari Trisuci Waisak.
Sementara di pasar spot, rupiah justru melemah. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.025. Rupiah melemah 0,29%.
Namun jika BI belum menaikkan suku bunga acuan, maka rupiah bisa jadi melemah lebih dalam. Sebab di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS sudah diperdagangkan dalam kisaran Rp 14.100-14.120.
Sebab, situasi global dan regional sedang kurang kondusif. Di Italia, sedang terjadi gaduh politik dan kemungkinan akan ada pemilu ulang paling cepat Juli mendatang. Pasalnya, Pejabat Perdana Menteri Italia Carlo Cottarelli gagal membentuk koalisi pemerintahan.
Hal ini menyusul penolakan Presiden Sergio Mattarella terhadap pencalonan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi yang diajukan oleh koalisi Liga dan Gerakan Bintang Lima. Savona ditolak karena sempat mengancam akan membawa Italia keluar dari Uni Eropa.
Jika kekuatan populis semakin solid dan kemungkinan Italia bercerai dengan Uni Eropa kian besar, maka dampaknya adalah guncangan terhadap pasar keuangan global. Investor akan cenderung menghindari aset-aset berisiko dan mengamankan dananya di safe haven. Terbukti beberapa instrumen safe haven seperti emas, mata uang yen Jepang, atau franc Swiss nilanya terapresiasi karena tingginya minat investor.
(aji/aji) Next Article Lesu di Kurs Tengah BI, Rupiah Jaya di Pasar Spot
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular