
Rupiah Menguat Tajam Terhadap Mata Uang Asia dan Eropa
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
28 May 2018 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah untuk kesekian kalinya kembali berjaya terhadap mata global. Kondisi ini tidak lepas sinyal kuat kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Pada Senin (28/5/2018) pukul 16:20 WIB, rupiah menguat hampir 1% terhadap mayoritas mata uang negara-negara di kawasan Asia hingga Eropa. Berikut data pergerakan rupiah seperti yang dilansir Reuters:
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral akan kembali menyesuaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate. Menurut Perry, prioritas utama BI dalam jangka pendek adalah stabilitas nilai tukar rupiah.
BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada 17 Mei lalu. Namun kenaikan ini kurang berdampak terhadap rupiah. Bahkan rupiah sempat melemah ke kisaran Rp 14.200/US$.
Oleh karena itu, pelaku pasar memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubenur (RDG) tambahan pada 30 Mei. Konsensus pasar yag dihimpun CNBC Indonesia menyatakan hampir semua ekonom dan analis yang terlibat memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 4,75%.
"Kami kalau melakukan respons cepat. We want to be ahead the curve," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konfrensi pers hari ini.
Kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuan membuat investor asing menjadi lebih tertarik untuk berburu aset-aset berbasis rupiah. Dari pasar saham, beli bersih investor asing mencapai Rp 512,3 miliar. Sementara dari pasar obligasi, pergerakan yield mulai turun ke posisi 7,193% untuk tenor 10 tahun.
Aliran dana yang begitu deras membuat nilai tukar rupiah hari ini menguat. Tidak hanya terhadap dolar AS, tetapi juga di hadapan sejumlah mata uang Asia hingga Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Senin (28/5/2018) pukul 16:20 WIB, rupiah menguat hampir 1% terhadap mayoritas mata uang negara-negara di kawasan Asia hingga Eropa. Berikut data pergerakan rupiah seperti yang dilansir Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Change (%) |
Ringgit Malaysia | Rp 3.510,29 | +0,95 |
Dolar Singapura | Rp 10.431,12 | +0,85 |
Yuan China | Rp 2.185,77 | +1.00 |
Dolar Australia | Rp 10.581,05 | +0,68 |
Yen Jepang | Rp 127,76 | +0,98 |
Euro | Rp 16.399,20 | +0,98 |
Poundsterling | Rp 18.626,62 | +0,88 |
Dolar Amerika Serikat (AS) | Rp 13.985,00 | +0,92 |
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral akan kembali menyesuaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate. Menurut Perry, prioritas utama BI dalam jangka pendek adalah stabilitas nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu, pelaku pasar memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubenur (RDG) tambahan pada 30 Mei. Konsensus pasar yag dihimpun CNBC Indonesia menyatakan hampir semua ekonom dan analis yang terlibat memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 4,75%.
"Kami kalau melakukan respons cepat. We want to be ahead the curve," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konfrensi pers hari ini.
Kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuan membuat investor asing menjadi lebih tertarik untuk berburu aset-aset berbasis rupiah. Dari pasar saham, beli bersih investor asing mencapai Rp 512,3 miliar. Sementara dari pasar obligasi, pergerakan yield mulai turun ke posisi 7,193% untuk tenor 10 tahun.
Aliran dana yang begitu deras membuat nilai tukar rupiah hari ini menguat. Tidak hanya terhadap dolar AS, tetapi juga di hadapan sejumlah mata uang Asia hingga Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular