Di Kurs Acuan, Dolar AS Masih Bertahan di Kisaran Rp 14.000

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2018 10:43
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak menguat. Namun dolar AS masih di kisaran Rp 14.000.
Foto: REUTERS/Sertac Kayar
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak menguat. Namun dolar AS masih di kisaran Rp 14.000. 

Pada Senin (28/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.065. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan akhir pekan lalu, meski belum meninggalkan level Rp 14.000. 

Sementara di pasar spot, kinerja rupiah relatif lebih baik. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 13.990. Rupiah menguat 0,85% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. 

Pagi ini, rupiah mendapatkan sentimen dari konferensi pers gabungan antara Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Gubernur Bankk Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dalam konferensi pers itu, tanda-tanda kenaikan suku bunga acuan semakin nyata. 

BI dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubenur (RDG) insidentil pada 30 Mei mendatang. Dalam RDG ini, kemungkinan kenaikan suku bunga cukup terbuka. 

"Kami kalau melakukan respons cepat. We want to be ahead the curve," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI. 

Perkembangan ini membuat arus modal semakin deras mengalir ke Indonesia. Misalnya di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 190,83 miliar hingga pukul 10:23 WIB. Derasnya aliran modal asing menjadi penopang penguatan rupiah. 

Tidak hanya di dalam negeri, situasi eksternal pun mendukung apresiasi rupiah. Setelah greenback menguat tajam, sepertinya investor mulai merealisasikan keuntungannya. Sebagai catatan, Dollar Index (yang mengukur posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) sudah menguat 2,64% dalam sebulan terakhir. 

Kondisi geopolitik regional pun agak sejuk. AS sedang mempertimbangkan untuk tetap mengadakan pertemuan dengan Korea Utara. 

"Kami sedang melakukan pembicaraan yang produktif untuk mengadakan kembali pertemuan (dengan Korea Utara). Bila terwujud, maka kemungkinan masih diadakan di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni, dan jika perlu diperpanjang melampaui tanggal tersebut," cuit Trump di akun Twitter @realDonaldTrump. 

Delegasi AS telah bertolak menuju Pyongyang dan sepertinya membuahkan hasil positif. Trump pun semakin yakin bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan bersedia menemuinya di Singapura nanti. 

"Tim kami sudah tiiba di Korea Utara untuk mengatur pertemuan antara Kim Joung Un dan saya. Saya sungguh percaya bahwa Korea Utara punya potensi luar biasa dan akan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi dan keuangan yang besar. Kim Jong Un sepakat dengan saya mengenai hal ini. Ini akan terjadi!" cuit Trump. 

Perkembangan ini membuat harapan perdamaian di Semenanjung Korea kembali terbuka. Bila tidak ada pembatalan lagi, maka sentimen perdamaian ini akan menjadi dorongan luar biasa.
 

Akibat perkembangan tersebut, risk appetite investor pun kembali. Investor pun kembali masuk ke negara-negara berkembang, dan memperkuat mata uang. Hasilnya, greenback melemah. 

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar AS: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,38+0,01
Yuan China6,39-0,01
Won Korsel1.073,50+0,36
Dolar Taiwan29,89+0,16
Rupee India67,45+0,39
Dolar Singapura1,34+0,17
Peso Filipina52,57+0,04
Baht Thailand31,89+0,09
  
TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular