Rupiah Terlihat Perkasa Sepekan Ini Lawan Dolar AS

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 May 2018 13:10
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak menguat sepanjang perdagangan sepekan ini.
Foto: REUTERS/Sertac Kayar
Jakarta,CNCB Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bergerak menguat sepanjang perdagangan sepekan ini. Meskipun sempat tertekan akibat penguatan dolar AS, namun rupiah berbalik menguat sejak dilantiknya Gubernur Bank Indonesia yang baru pada kamis lalu.

Selama sepekan, rupiah berhasil menguat 0,45% terhadap dolar AS dengan nilai rata-rata berada di kisaran Rp 14.152/US$. Namun secara month to date (Mtd) rupiah masih melemah sebesar 1,47% terhadap mata uang Negeri Paman Sam.

Sementara untuk di kawasan negara-negara asean, rupiah merupakan mata uang terbaik kedua dibawah bath Thailand. Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan lain seperti ringgit Malaysia, dolar Singapura justru mengalami depresiasi selama sepekan ke belakang.

Rupiah Terlihat Perkasa Sepekan Ini Lawan Dolar ASFoto: Riset CNBC Indonesia
Dari awal pekan, rupiah langsung menghadapi tekanan penguatan dolar AS. Kondisi ini tidak lepas dari perilaku investor yang wait and see menunggu rilis meeting The Federal Reserve/The Fed untuk mengetahui arah kebijakan moneter bank sentral AS yang akan lebih agresif atau tidak. Hal tersebut membuat investor cenderung memegang dolar AS dalam rangka mengamankan posisi guna mengantisipasi hasil meeting tersebut.


Pasar sempat mengira bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya pada Juni mendatang seiring dengan kondisi perekonomian AS yang terus menunjukkan progres meyakinkan terutama kondisi tingkat penggangguran yang semakin menurun serta tingkat inflasi yang mulai mendekati target bank sentral di kisaran 2%. Dengan kondisi ini, maka diperkirakan perekonomian AS akan mengalami overheating.

Akibatnya investor mulai memburu dolar AS sebagai antisipasi terhadap kemungkinan suku bunga acuan tersebut sehingga mendorong nilai tukar rupiah sempat menembus diatas Rp 14.200/US$

Namun, hasil rilis meeting justru memberikan kesimpulan yang berbeda. Dalam rapat tersebut, terungkap para pejabat bank sentral AS menilai belum ada potensi overheating dalam perekonomian. Masih belum ada cukup bukti bahwa pasar tenaga kerja sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa menimbulkan tekanan inflasi.

Pelaku pasar menyimpulkan bahwa The Fed kemungkinan besar akan menaikkan lagi suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. Akan tetapi untuk jumlah kenaikan apakah tiga atau empat kali sepanjang 2018, sepertinya baru terlihat jelas dalam minutes of meeting berikutnya.

Perkembangan ini untuk sementara membuat investor lega, karena The Fed tidak memberi kejutan sehingga investor tidak harus memborong dolar AS di pasar spot.

Rupiah Terlihat Perkasa Sepekan Ini Lawan Dolar ASFoto: Riset CNBC Indonesia


Perry Warjiyo Effect Ikut "Menolong" Rupiah

Seiring dengan hasil rilis meeting The Fed yang sedikit melegakan membuat volatilitas pasar keuangan Indonesia sedikit mereda. Aliran modal asing yang keluar mulai sehingga membantu rupiah tidak mengalami pelemahan lebih dalam. Terlebih angin positif mulai datang dari domestik setelah dilantiknya Gubernur Bank Indonesia yang baru, Perry Warjiyo.

Besarnya ekspektasi pasar terhadap Gubernur BI yang baru muncul seiring dengan kebijakan-kebijakan yang berorientasi kepada pro growth dan pro stability guna menciptakan perekonomian Indonesia yang tumbuh secara suistanable dan seimbang.

Hal ini terlihat dari data perdagangan di pasar saham yang langsung didominasi oleh aksi beli bersih yang dilakukan investor. Selama sepekan aksi beli bersih oleh investor asing tercatat mencapai Rp 865,99 miliar. Peningkatan ini mencerminkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan begitu deras sehingga mulai menyeimbangkan posisi dengan peredaran rupiah di pasar spot.

Kondisi ini membuat rupiah meninggalkan posisi Rp 14.200/US$ hingga akhirnya menguat pada penutupan perdagangan di akhir pekan pada posisi Rp 14.115/US$.

kita patut berterima kasih kepada Perry Warjiyo sehingga mencegah rupiah jatuh lebih dalam. Oleh karena itu patut ditunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Gubernur BI yang baru tersebut untuk mengembalikan rupiah kepada nilai fundamentalnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular