Seharian Tertekan, Rupiah Mampu Menguat Lawan Dolar AS

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 May 2018 16:46
Seharian Tertekan, Rupiah Mampu Menguat Lawan Dolar AS
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat. Padahal nyaris sepanjang hari rupiah tertekan oleh greenback. 

Pada Jumat (24/5/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.115. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.  

Rupiah dibuka di Rp 14.140/US$ atau melemah 0,07%. Sepanjang hari ini, rupiah terus melemah terhadap dolar AS, bahkan sempat menyentuh posisi Rp 14.170/US$. Namun selepas pukul 15:00 WIB, rupiah mulai bergerak menguat. 

Reuters
 
Seperti halnya rupiah, mata uang regional pun cenderung menguat. Sejauh ini penguatan terbaik dimiliki rupee India, dan disusul won Korea Selatan. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap greenback pada pukul 16.15 WIB: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang*109.53-0.27
Yuan China*6,39-0,16
Won Korsel*1.075,77+0,46
Dolar Taiwan*29,91+0,09
Rupee India*67,80+0,78
Dolar Singapura*1,34+0,01
Peso Filipina*52,56-0,15
Baht Thailand31,91+0,19
 
Sejak siang tadi, dolar AS memang melandai. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama, cenderung stagnan dengan penguatan yang hanya 0,04%.

Greenback agak kehilangan pijakan setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terus turun. Saat ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun berada di 2,9734%. Sejak mencapai puncaknya pada 17 Mei, di mana kala itu yield menyentuh 3,109%, yield instumen ini belum pernah naik. 

Penurunan yield mencerminkan ekspektasi inflasi AS sedang turun. Pasalnya, data-data terbaru yang dirilis kurang solid. 

Jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran dalam sepekan hingga 24 Mei tercatat mengalami peningkatan sebesar 11.000 menjadi 234.000 orang. Jumlah itu melebihi konsensus yang dihimpun Reuters, yang mengestimasikan penurunan sebesar 3.000 ke 220.000 orang.  

Artinya, situasi pasar ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam belum pulih sepenuhnya meski angka pengangguran terakhir berada di 3,9%, terendah dalam 18 tahun terakhir. Oleh karena itu, benar adanya pernyataan The Federal Reserve/The Fed bahwa belum ada potensi overheating dalam perekonomian. Masih belum ada cukup bukti bahwa pasar tenaga kerja sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa menimbulkan tekanan inflasi. 

Kemudian penjualan rumah bukan baru di AS juga tidak sesuai ekspektasi. Pada April, penjualannya tercatat 5,46 juta unit, sementara konsensus pasar memperkirakan 5,56 juta unit. 

Oleh karena itu, untuk saat ini ekspektasi bahwa The Fed akan agresif menaikkan suku bunga acuan menjadi mereda. Sepertinya The Fed masih pada rencana awal yaitu menaikkan suku bunga tiga kali sepanjang 2018, belum sampai empat kali. 

Dolar AS, yang selama ini mengandalkan kenaikan suku bunga sebagai bahan bakar penguatan, kini menjadi kehabisan bensin. Akibatnya, greenback pun melemah terhadap berbagai mata uang, termasuk Indonesia. 

Selain itu, derasnya aliran modal masuk (capital inflows) ke pasar keuangan Indonesia juga menjadi faktor penguat rupiah. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih mencapai Rp 768,7 miliar. Aktifnya investor asing menjadi salah satu kontributor kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,49%. 

Di pasar obligasi, capital inflows juga terjadi. Ini terlihat dari penurunan yield Surat Berharga Negara, di mana untuk tenor 10 tahun saat ini berada di 7,549%. Kemarin, yield instrumen ini adalah 7,605%. 

Sepertinya pasar merespons positif sosok Perry Warjiyo yang sejak kemarin resmi menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI). Pelaku pasar mungkin menilai Perry sebagai gubernur bank sentral yang tidak hanya fokus kepada stabilitas makroekonomi, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi. 

"Kalau kami ingin mendorong growth, tapi tidak care stabilitas, itu sesuatu assessment yang tidak pas. Instrumen moneter prioritasnya stability, tapi instrumen lain untuk growth," kata Perry dalam konferensi per hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular