Fokus investor

Bukit Asam Teken Pinjaman Rp 17,46 T, Pizza Hut Tambah Gerai

Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 May 2018 09:39
Terus menguat meski dikelilingi sentimen negatif seperti pelemahan rupiah yang mencapai titik Rp 14.200 dan bursa di regional Asia yang dibuka variasi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin Rabu (23/5) tampak optimis, terus menguat meski dikelilingi sentimen negatif seperti pelemahan rupiah yang mencapai titik Rp 14.200 dan bursa di regional Asia yang dibuka variasi.

Kemarin ada, dua pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, yakni saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK). Selain itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian investor pada perdagangan hari ini, seperti berikut:

1. Pizza Hut Fokus Perbanyak Gerai Hingga 2019
PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) menargetkan penambahan 124 gerai hingga 2019. Penambahan gerai ini masih akan berfokus di Pulau Jawa. Pembangunan gerai baru ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan. Dari 2017-2019 manajemen berencana menambah 175 gerai. Sebanyak 51 gerai sudah dibangun pada 2017.

Untuk penambahan toko tersebut, perusahaan sudah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 664,8 miliar-Rp 815,9 miliar yang berasal dari dana hasil IPO.

2. Melantai di Bursa, Saham Guna Timur Raya Naik 49%
Harga saham PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK) langsung mengalami kenaikan 49,57% pada saat pertama kali ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Usai IPO, perusahaan mengantongi dana segar hasil penawaran umum saham perdana (IPO) sebesar Rp 34,5 miliar. Dana tersebut oleh perusahaan akan digunakan untuk menambah armada truk dan modal kerja perusahaan.

3. Unilever Bagikan Dividen Rp 6,98 Triliun

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membagikan dividen dengan total Rp 6,98 triliun yang merupakan hasil perolehan laba perusahaan di 2017. Sehingga, setiap pemegang saham akan mendapatkan Rp 915 per lembar saham.

Tahun lalu perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7 triliun atau meningkat tipis 9,5% dari perolehan laba di 2016 yang sebesar Rp 6,39 triliun. Kenaikan laba bersih ditopang dari hasil penjualan dan pendapatan usaha perusahaan yang tercatat mencapai Rp 41,2 triliun pada tahun buku 2017, lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebesar Rp 40 triliun.

4. Bukit Uluwatu akan Rights Issue Rp 480/Saham
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) berencana menerbitkan saham baru (rights issue) dengan skema tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHETD) sebanyak 3,41 miliar saham. Harga pelaksanaannya Rp 480 per saham dengan target dana Rp 800 miliar. Selanjutnya, perusahaan juga akan melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:2.

Dana tersebut akan digunakan sebagai uang muka akuisisi perusahaan, belanja modal dan modal kerja perseroan. Menurut rencana, perusahaan bakal mengakuisisi 53% saham PT Bali Ocean Magic. Saham yang diakuisisi milik PT Trigana Nusamandiri dan Orient Spice Investment milik direktur utama BUVA. Nilai akusisi ini setara Rp 337 miliar.

5. Melonjak 179%, Laba Kuartal I-2018 SUPR Capai Rp 109,7 M
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) berhasil meraih laba bersih senilai Rp 109,7 miliar pada kuartal I-2018 atau naik 179,8% dibandingkan laba bersih pada periode sama tahun lalu, yaitu Rp 39,2 miliar.

6. Charoen Pokphand Targetkan Pertumbuhan 22% di 2018
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menargetkan pertumbuhan pendapatan konservatif sebesar 12% di tahun ini. Artinya perusahaan menargetkan pendapatannya bisa tumbuh menjadi Rp 55,29 triliun. Dengan terget tersebut, laba bersih diharapkan bisa tembus di atas Rp 3 triliun atau tumbuh 20%.

Perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini yang sebesar Rp 2,6 triliun untuk penambahan kapasitas produksi di pabrik feed mill, farming dan food and beveragesnya.

7. Bukit Asam Dapat Pinjaman Rp 17,46 T Untuk PLTU Sumsel 8
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman (loan fasility agreement) dengan China Export Import (Cexim) Bank senilai US$ 1,26 miliar (Rp 17,46 triliun, kurs Rp 14.000/dolar). Fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang Sumsel 8 yang berkapasitas 2x620 megawatt (MW).

Pinjaman ini memiliki tingkat bunga sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 2,85% dengan tenor sepanjang 15 tahun. Pembangunan akan dilakukan melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power, perusahaan joint venture (JV) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
(hps) Next Article Ini Penampakan 5 Emiten yang Sahamnya Liar, Masuk Radar BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular