Rupiah Melemah, Dolar AS Hampir Tembus Rp 14.200 (Lagi)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 May 2018 08:43
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Sepertinya rupiah agak sulit untuk mempertahankan laju apresiasinya. 

Pada Rabu (23/5/2018), US$ 1 di pasar spot dibuka di Rp 14.150. Rupiah melemah 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan, rupiah terus melemah. Pada pukul 08:40 WIB, rupiah melemah 0,44% ke Rp 14.195/US$. Lagi-lagi dolar AS di ambang Rp 14.200.

Rupiah bernasib sama dengan mata uang regional yang juga cenderung melemah. Namun di antara mata uang utama, rupiah yang mengalami depresiasi terdalam. 

Berikut perkembangan nilai sejumlah mata uang terhadap dolar AS:
 
Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110.64+0,22
Yuan China6,34+0,24
Won Korsel1.077,63-0,19
Dolar Taiwan29,90-0,11
Rupee India68,01+0,15
Dolar Singapura1,34-0,01
Ringgit Malaysia3,97-0,16
Peso Filipina52,29-0,11
Baht Thailand32,01-0,09
 
Dolar AS seakan mendapat momentum penguatan jelang rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Rserve/The Fed edisi Mei 2018. Dalam rapat tersebut, The Fed memang masih menahan suku bunga acuan di 1,5-1,75%. Namun pelaku pasar akan menyimak pernyataan dari para pejabat The Fed untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam ke depan. 

Sampai saat ini, The Fed masih diyakini akan menaikkan suku bunga acuan tiga kali sepanjang 2018. Namun dengan perkembangan terakhir, di mana data-data ekonomi AS terus positif, membuka kemungkinan The Fed untuk menaikkan sampai empat kali dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi. 

Terbaru, The Fed Richmond merilis data indeks manufakur Mei 2018 sebesar 16. Jauh melebihi bulan sebelumnya yang -3. Ini menunjukkan aktivitas industri manufaktur di AS terus menggeliat, menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin nyata. 

Kala ekonomi bergerak, salah satu dampaknya adalah percepatan laju inflasi. Agar inflasi tidak terlalu cepat, maka obat paling manjur adalah menaikkan suku bunga acuan. 

Jika dalam ikhtisar rapat The Fed ada indikasi kenaikan suku bunga yang lebih agresif untuk meredam inflasi, maka itu bisa menjadi energi penguatan dolar AS. Oleh karena itu, investor pun mulai berburu greenback untuk mengamankan posisi. Akibatnya mata uang lain menjadi tertekan, tidak terkecuali rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular