Menguat 0,33%, Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2018 17:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini bergerak menguat. Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS secara global dengan membukukan apresiasi.
Pada Selasa (22/5/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.133. Rupiah menguat 0,33% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Di awal perdagangan, dolar AS berada di Rp 14.150. Setelah itu rupiah sempat melemah, tetapi jelang siang mampu berbalik arah. Posisi dolar AS terkuat hari ini ada di Rp 14.187 dan terlemahnya Rp 14.120.
Rupiah bergerak searah dengan mata uang regional yang cenderung menguat. Dengan apresiasi 0,33%, rupiah bahkan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang terhadap greenback:
Mata uang Asia mampu memanfaatkan momentum depresiasi dolar AS yang terjadi secara luas (broadbased). Dollar Index, yang menunjukkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama, saat ini melemah sampai 0,33%.
Dolar AS seakan kehabisan bensin untuk menguat lebih lanjut. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS sepertinya sudah mencapai puncak, sulit untuk naik lagi.
Setelah mencapai puncaknya di 3,109%, yield obligasi AS tenor 10 tahun kini turun ke 3,074%. Padahal, kenaikan yield obligasi AS menjadi pendorong penguatan greenback karena menjadi pertanda kenaikan ekspektasi inflasi.
Apalagi dengan meredanya sentimen perang dagang, investor pun lebih berani bermain dengan aset-aset berisiko di negara berkembang. Ini terlihat dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN), di mana penawaran yang masuk mencapai Rp 37,41 triliun. Jauh lebih tinggi dibandingkan 2 lelang sebelumnya. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap Rp 15 triliun.
Meski investor asing masih membukukan jual bersih Rp 353,94 miliar di pasar saham, tetapi dana yang masuk dari obligasi masih bisa menutupi. Ini menjadi salah satu kontributor bagi apresiasi rupiah hingga menjadi mata uang dengan performa terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (22/5/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.133. Rupiah menguat 0,33% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Di awal perdagangan, dolar AS berada di Rp 14.150. Setelah itu rupiah sempat melemah, tetapi jelang siang mampu berbalik arah. Posisi dolar AS terkuat hari ini ada di Rp 14.187 dan terlemahnya Rp 14.120.
![]() |
Rupiah bergerak searah dengan mata uang regional yang cenderung menguat. Dengan apresiasi 0,33%, rupiah bahkan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang terhadap greenback:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 110,91 | +0,12 |
Yuan China | 6,37 | +0,21 |
Won Korsel | 1.074,05 | +0,23 |
Dolar Taiwan | 29,87 | +0,02 |
Rupee India | 68,00 | +0,16 |
Dolar Singapura | 1,34 | +0,13 |
Ringgit Malaysia | 3,96 | +0,31 |
Peso Filipina | 52,23 | +0,12 |
Baht Thailand | 32,05 | +0,28 |
Mata uang Asia mampu memanfaatkan momentum depresiasi dolar AS yang terjadi secara luas (broadbased). Dollar Index, yang menunjukkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama, saat ini melemah sampai 0,33%.
Dolar AS seakan kehabisan bensin untuk menguat lebih lanjut. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS sepertinya sudah mencapai puncak, sulit untuk naik lagi.
Setelah mencapai puncaknya di 3,109%, yield obligasi AS tenor 10 tahun kini turun ke 3,074%. Padahal, kenaikan yield obligasi AS menjadi pendorong penguatan greenback karena menjadi pertanda kenaikan ekspektasi inflasi.
Apalagi dengan meredanya sentimen perang dagang, investor pun lebih berani bermain dengan aset-aset berisiko di negara berkembang. Ini terlihat dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN), di mana penawaran yang masuk mencapai Rp 37,41 triliun. Jauh lebih tinggi dibandingkan 2 lelang sebelumnya. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap Rp 15 triliun.
Meski investor asing masih membukukan jual bersih Rp 353,94 miliar di pasar saham, tetapi dana yang masuk dari obligasi masih bisa menutupi. Ini menjadi salah satu kontributor bagi apresiasi rupiah hingga menjadi mata uang dengan performa terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular