Melemah di Asia, Rupiah Berjaya di Eropa

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
21 May 2018 16:46
Nilai tukar rupiah bergerak variatif terhadap mata uang global.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak variatif terhadap mata uang global. Di Asia, rupiah bisa menguat di hadapan yen Jepang tetapi melemah terhadap mata uang utama lainnya.

Terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah hari ini melemah 0,21%. Tidak hanya terhadap dolar AS, di hadapan sejumlah mata uang Asia pun rupiah melemah.

Namun, rupiah mampu menguat terhadap mata uang Eropa. Terhadap euro dan poundsterling, rupiah digdaya.

Berikut data pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang global hingga pukul 16:00 WIB:

Mata UangBid TerakhirChange (%)
Ringgit MalaysiaRp 3.564,79-0,22
Dolar SingapuraRp 10.538,05-0,03
Yuan ChinaRp 2.219,16-0,11
Dolar AustraliaRp 10.669,03-0,21
Yen JepangRp 127,37+0,02
EuroRp 16.666,59+0,26
PoundsterlingRp 19.002,62+0,03
Dolar Amerika Serikat (AS)Rp 14.180,00-0,21
  
Pelemahan rupiah terhadap mata uang kawasan Asia tidak lepas dari minimnya respons positif terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse reo rate. Pada Kamis pekan lalu, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 4,5%. 

BI berharap kenaikan ini mampu mengerem aliran modal asing yang keluar (capital outflows) sehingga mencegah rupiah terjatuh lebih dalam. Namun nampaknya pasar melihat kebijakan BI sudah kehilangan momentum sehingga kenaikan suku bunga acuan tidak mampu mendorong apresiasi rupiah hingga saat ini. 

Seiring akan dirilisnya ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi April 2018, investor beralih ke dolar AS. Ini terlihat dari pergerakan Dollar Index yang telah naik 0,29% sepanjang hari ini.

Investor asing melakukan jual bersih (net sell) mencapai Rp 792,13 miliar. Akibatnya rupiah tidak hanya loyo dihadapan dolar AS, akan tetapi juga di kawasan Asia.

Nasib Baik di Eropa

Namun nasib rupiah sedikit lebih baik di kawasan Eropa. Rupiah bergerak menguat terhadap euro dan poundsterling seiring dengan adanya sentimen negatif dari masing-masing negara.

Misalnya Uni-Eropa, timbulnya ketegangan politik akibat pemerintah Italia yang berencana menerapkan kebijakan fiskal ekspansif membuat investor cemas. Pelaku pasar sepertinya masih trauma karena Negeri Pizza pernah mengalami krisis fiskal yang parah pada 2010 akibat tumpukan utang jatuh tempo karena kebijakan fiskal yang jor-joran.

Sementara poundsterling mendapatkan sentimen negatif dari sisi domestik. Ekspektasi perlambatan ekonomi yang terjadi di Inggris menjadi berita buruk bagi pasar. 

Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2018 diperkirakan hanya 1,2% atau sama seperti kuartal sebelumnya. Perkiraan ekonomi yang stagnan menjadi sentimen negatif bagi poundsterling sehingga mampu dimanfaatkan rupiah untuk menguat pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular