
Rentan Narkoba, Direktur BEI dan Karyawan SRO Tes Urine
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 May 2018 11:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan kerja yang tinggi di industri pasat modal membuat, para perkeja rentan bersentuhan dengan zat adiktif dan bebagai jenis narkoba. Inilah yang membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mengkampanyekan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekusor Narkotika (P4GN).
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan kampanye semacam ini sangat penting di dunia pasar modal, mengingat pekerjaan di pasar modal memiliki tingkat tekanan kerja yang tinggi sehingga rentan penggunaan narkoba. Hal ini kerap terjadi pada pekerja di kalangan pekerja di perusahaan efek, manajer investasi hingga pelaku pasar lainnya.
"Seorang trader bekerja dengan pressure cukup tinggi. Memang banyak kasus mereka semua jadi pemakai karena kebutuhan," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (21/5).
Menurut Tito, sulit untuk mencari pelaku di pasar modal yang menggunakan narkoba. Untuk itu, guna menurunkan tingkat penggunaannya maka BEI dan BNN akan menghimbau kepada pihak-pihak untuk melaporkan jika mengetahui adanya penggunaan narkoba di sekitarnya.
Main Hall, Gedung Bursa Efek Indonesia tampak penuh saat Kepala BNN Heru Winarko melakukan sosialisasi pencegahan penggunaan narkoba tersebut. Heru kemudian menantang karyawan self regulatory organization (SRO) yakni BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk melakukan tes urine.
Tito, sempat mengajukan diri untuk di tes urinenya. Namun yang ditunjuk ikut tes urine malah Direktur Pengembangan Bisnis BEI Nicky Hogan. Nicky merupakan salah satu dari 10 karyawan SRO yang dipilih secara acak untuk mengikuti tes urine.
Tak lama berselang, hasil tes keluar dan menunjukkan hasil tes yang negatif untuk seluruh peserta yang mengikuti tes.
(hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan kampanye semacam ini sangat penting di dunia pasar modal, mengingat pekerjaan di pasar modal memiliki tingkat tekanan kerja yang tinggi sehingga rentan penggunaan narkoba. Hal ini kerap terjadi pada pekerja di kalangan pekerja di perusahaan efek, manajer investasi hingga pelaku pasar lainnya.
"Seorang trader bekerja dengan pressure cukup tinggi. Memang banyak kasus mereka semua jadi pemakai karena kebutuhan," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (21/5).
Main Hall, Gedung Bursa Efek Indonesia tampak penuh saat Kepala BNN Heru Winarko melakukan sosialisasi pencegahan penggunaan narkoba tersebut. Heru kemudian menantang karyawan self regulatory organization (SRO) yakni BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk melakukan tes urine.
Tito, sempat mengajukan diri untuk di tes urinenya. Namun yang ditunjuk ikut tes urine malah Direktur Pengembangan Bisnis BEI Nicky Hogan. Nicky merupakan salah satu dari 10 karyawan SRO yang dipilih secara acak untuk mengikuti tes urine.
Tak lama berselang, hasil tes keluar dan menunjukkan hasil tes yang negatif untuk seluruh peserta yang mengikuti tes.
(hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular