Lawan Dolar Singapura, Rupiah Terlemah Sepanjang Sejarah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 May 2018 10:58
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak melemah.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak melemah. Bahkan rupiah mencapai titik terlemah sepanjang sejarah di hadapan mata uang Negeri Singa. 

Pada Senin (21/5/2018), SG$ 1 diperdagangkan di Rp 10.562,54. Rupiah melemah 0,26% dibandingkan posisi akhir pekan lalu, dan menyentuh posisi terlemah sepanjang sejarah. 

Lawan Dolar SIngapura, Rupiah Terlemah Sepanjang SejarahReuters
 
Penguatan dolar Singapura membuat bank merevisi kurs valas mereka. Bahkan sudah ada bank yang menjual mata uang ini di Rp 10.700.

Berikut perkembangan kurs jual-beli dolar AS di sejumlah bank nasional: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 10.326,00Rp 10.645,00
Bank BNIRp 10.415,00Rp 10.695,00
Bank BRIRp 10.457,86Rp 10.586,74
Bank BTNRp 10.385,00Rp 10.701,00
Bank BCARp 10.403,00Rp 10.634,00
 
Dalam hal upaya menarik arus modal asing, Singapura bisa dibilang lebih maju ketimbang Indonesia. Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah mengetatkan kebijakan moneter pada pertemuan April, yang merupakan pengetatan pertama sejak 6 tahun terakhir. 

Pengetatan tersebut salah satunya bertujuan sebagai antisipasi tren kenaikan suku bunga global. Kebijakan ini dilakukan pada momentum yang cukup tepat, yaitu kurang dari sebulan setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan. 

Sementara Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5% pada pekan lalu. Namun sepertinya kenaikan suku bunga acuan tersebut sudah agak terlambat. Dalam hal ini, BI bisa dibilang sudah agak jauh behind the curve. 

Pasalnya, berbagai sentimen negatif eksternal sudah semakin bertambah dan semakin menumpuk. Pengetatan moneter di AS, kenaikan yield obligasi Negeri Paman Sam, tren apresiasi greenback, perang dagang AS-China (dan kini Jepang dikabarkan akan ikut terlibat), perjanjian nuklir Iran yang terancam kolaps, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu karena antreannya terlalu panjang. 

Sikap BI yang terus mempertahankan suku bunga acuan sejak September 2017 dan tidak ada pertanda untuk menaikkan sebelum pernyataan Gubernur Agus DW Martowardojo pada akhir April membuat modal asing terus keluar karena tidak ada jaminan kenaikan suku bunga. Oleh karena itu saat kenaikan suku bunga akhirnya dieksekusi, semua sudah terlambat. Akhirnya rupiah pun tidak tertolong, setidaknya sampai hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular