
Rupiah Kalah Menarik, Keok Melawan Kurs 8 Mitra Dagang Utama
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
18 May 2018 17:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah kepalang basah, itu adalah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi rupiah hari ini. Nilai tukar mata uang nasional melemah terhadap mayoritas mata uang utama mitra dagang Indonesia, merespon tipisnya kenaikan suku bunga acuan.
Pelemahan pada Jumat (18/5) sore hari ini mengonfirmasi dugaan bahwa kenaikan BI-7 Day Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,5% pada Kamis kemarin belum cukup untuk membangkitkan sentimen positif di pasar uang untuk membeli rupiah.
Pelemahan paling pahit terjadi pada kurs rupiah terhadap trio dollar, yakni dollar Amerika Serikat (AS), dollar Australia, dan dollar Singapura, masing-masing sebesar 0,73%, 0,72% dan 0,7%.
Sempat menguat di awal pembukaan, seiring berjalannya waktu rupiah kembali melemah hingga akhir perdagangan. Berikut pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang global hingga pukul 16:00 WIB seperti dilansir Reuters:
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo guna menyelamatkan posisi rupiah terlihat kurang efektif di hari terakhir perdagangan pekan ini. Pasalnya, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga naik ke level tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bp itupun terlihat terlalu kecil jika dibandingkan dengan peluang gain yang bisa dibagikan oleh instrumen surat berharga di AS. Akibatnya, aliran valas keluar Indonesia tak terbendung.
Hal ini tercermin dari aksi jual bersih oleh investor asing di bursa saham yang mencapai Rp 689,41 miliar. Aliran valas yang keluar tersebut memicu pelemahan rupiah terhadap mata uang negara-negara maju.
(ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pelemahan pada Jumat (18/5) sore hari ini mengonfirmasi dugaan bahwa kenaikan BI-7 Day Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,5% pada Kamis kemarin belum cukup untuk membangkitkan sentimen positif di pasar uang untuk membeli rupiah.
Pelemahan paling pahit terjadi pada kurs rupiah terhadap trio dollar, yakni dollar Amerika Serikat (AS), dollar Australia, dan dollar Singapura, masing-masing sebesar 0,73%, 0,72% dan 0,7%.
Mata Uang | Bid Terakhir | Change (%) |
Ringgit Malaysia | Rp 3.556,87 | -0,53 |
Dolar Singapura | Rp 10.536,90 | -0,70 |
Yuan China | Rp 2.218,67 | -0,61 |
Dolar Australia | Rp 10.625,24 | -0,72 |
Yen Jepang | Rp 127,45 | -0,52 |
Euro | Rp 16.630,00 | -0,59 |
Poundsterling | Rp 19.085,52 | -0,54 |
Dolar Amerika Serikat | Rp 14.150,00 | -0,73 |
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo guna menyelamatkan posisi rupiah terlihat kurang efektif di hari terakhir perdagangan pekan ini. Pasalnya, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga naik ke level tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bp itupun terlihat terlalu kecil jika dibandingkan dengan peluang gain yang bisa dibagikan oleh instrumen surat berharga di AS. Akibatnya, aliran valas keluar Indonesia tak terbendung.
Hal ini tercermin dari aksi jual bersih oleh investor asing di bursa saham yang mencapai Rp 689,41 miliar. Aliran valas yang keluar tersebut memicu pelemahan rupiah terhadap mata uang negara-negara maju.
(ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular