
Ringgit dan Baht Perkasa Terhadap Dolar AS, Kok Rupiah Loyo?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 May 2018 12:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini bergerak melemah. Sepanjang tahun pun rupiah tidak bertaring di hadapan greenback.
Hari ini, Jumat (18/5/2018), US$ 1 di pasar spot pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.145. Rupiah melemah 0,7% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah 3,7% terhadap dolar AS. Di antara mata uang negara-negara ASEAN, kinerja rupiah jadi salah satu yang paling parah. Rupiah hanya lebih baik ketimbang peso Filipina.
Untuk membendung depresiasi lebih dalam Bank Indonesia (BI) kemarin menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Diharapkan kebijakan ini bisa memancing aliran modal untuk masuk ke Indonesia dan memperkuat rupiah.
Namun kebijakan tersebut belum mampu menolong rupiah, setidaknya sampai saat ini. Rupiah justru melemah, karena sentimen negatif eksternal ternyata lebih dominan.
Mata uang global memang cenderung tertekan tahun ini. Hanya sedikit yang bisa selamat dari amukan dolar AS, yang memang garang. Ini terlihat dari Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia, naik 1,43% sejak awal tahun.
Menjadi menarik ada negara ASEAN bisa mengirimkan wakilnya ke jajaran mata uang yang bisa menguat terhadap dolar AS. Mereka adalah ringgit Malaysia dan baht Thailand yang masing-masing terapresiasi 2% dan 1,6% sejak awal tahun.
Mengapa kedua mata uang ini bisa menguat, sementara rupiah lesu?
Hari ini, Jumat (18/5/2018), US$ 1 di pasar spot pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.145. Rupiah melemah 0,7% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah 3,7% terhadap dolar AS. Di antara mata uang negara-negara ASEAN, kinerja rupiah jadi salah satu yang paling parah. Rupiah hanya lebih baik ketimbang peso Filipina.
![]() |
Untuk membendung depresiasi lebih dalam Bank Indonesia (BI) kemarin menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Diharapkan kebijakan ini bisa memancing aliran modal untuk masuk ke Indonesia dan memperkuat rupiah.
Namun kebijakan tersebut belum mampu menolong rupiah, setidaknya sampai saat ini. Rupiah justru melemah, karena sentimen negatif eksternal ternyata lebih dominan.
Mata uang global memang cenderung tertekan tahun ini. Hanya sedikit yang bisa selamat dari amukan dolar AS, yang memang garang. Ini terlihat dari Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia, naik 1,43% sejak awal tahun.
![]() |
Menjadi menarik ada negara ASEAN bisa mengirimkan wakilnya ke jajaran mata uang yang bisa menguat terhadap dolar AS. Mereka adalah ringgit Malaysia dan baht Thailand yang masing-masing terapresiasi 2% dan 1,6% sejak awal tahun.
Mengapa kedua mata uang ini bisa menguat, sementara rupiah lesu?
Next Page
Transaksi Berjalan Adalah Kunci
Pages
Most Popular