Penguatan Rupiah Jadi yang Terbaik Ketiga di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 May 2018 10:13
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak menguat. Di pasar spot pun rupiah terapresiasi terhadap greenback.
Pada Kamis (17/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.074. Rupiah menguat 0,14%.
Di pasar spot pun rupiah menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.060. Rupiah menguat 0,20% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Sementara di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS pun melemah. Rupiah diperdagangkan di Rp 14.160/US$, menguat dibandingkan kemarin yaitu di kisaran Rp 14.200.
Pelaku pasar hari ini menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate. Ada kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan, demi menyelamatkan rupiah dari depresiasi ke depan.
Kenaikan suku bunga acuan akan membuat Indonesia kembali menarik karena menawarkan keuntungan lebih. Arus modal asing yang masuk akan menjadi modal untuk penguatan rupiah.
Selain faktor domestik, eksternal pun mendukung penguatan rupiah. Dolar AS yang semula garang kini mulai mengendur. Bahkan Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah sampai 0,3%.
Investor sepertinya mulai merealisasikan keuntungannya selama memegang dolar AS yang sempat menjalani reli cukup panjang. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index sudah naik 4,04% sehingga menggoda investor untuk mencairkan laba yang sudah didapat.
Pelemahan dolar AS membuat mata uang Asia pun bergerak menguat. Dengan penguatan 0,20%, maka rupiah menduduki peringkat ketiga mata uang dengan apresiasi tertinggi di Asia. Rupiah hanya kalah dari rupee India dan yen Jepang.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional terhadap greenback:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Kamis (17/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.074. Rupiah menguat 0,14%.
Di pasar spot pun rupiah menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.060. Rupiah menguat 0,20% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Pelaku pasar hari ini menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate. Ada kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan, demi menyelamatkan rupiah dari depresiasi ke depan.
Kenaikan suku bunga acuan akan membuat Indonesia kembali menarik karena menawarkan keuntungan lebih. Arus modal asing yang masuk akan menjadi modal untuk penguatan rupiah.
Selain faktor domestik, eksternal pun mendukung penguatan rupiah. Dolar AS yang semula garang kini mulai mengendur. Bahkan Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah sampai 0,3%.
Investor sepertinya mulai merealisasikan keuntungannya selama memegang dolar AS yang sempat menjalani reli cukup panjang. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index sudah naik 4,04% sehingga menggoda investor untuk mencairkan laba yang sudah didapat.
Pelemahan dolar AS membuat mata uang Asia pun bergerak menguat. Dengan penguatan 0,20%, maka rupiah menduduki peringkat ketiga mata uang dengan apresiasi tertinggi di Asia. Rupiah hanya kalah dari rupee India dan yen Jepang.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional terhadap greenback:
| Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
| Yen Jepang | 110,14 | +0,22 |
| Yuan China | 6,36 | +0,18 |
| Won Korsel | 1.078,60 | -0,17 |
| Dolar Taiwan | 29,88 | -0,14 |
| Rupee India | 67,77 | +0,44 |
| Dolar Singapura | 1,34 | +0,17 |
| Ringgit Malaysia | 3,97 | -0,08 |
| Peso Filipina | 52,19 | +0,07 |
| Baht Thailand | 31,98 | +0,16 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular