Dolar Tembus 14.100, IHSG Anjlok 1,34% Terburuk di Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 May 2018 12:31
IHSG anjlok hingga 1,34% ke level 5.760. Walaupun bursa saham lainnya di kawasan Asia juga melemah, performa IHSG tetap saja menjadi yang terburuk.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 1,34% ke level 5.760. Walaupun bursa saham lainnya di kawasan Asia juga melemah, performa IHSG tetap saja menjadi yang terburuk: indeks Nikkei turun 0,37%, indeks Shanghai turun 0,28%, indeks Hang Seng turun 0,11%, indeks Strait Times turun 0,11%, dan indeks SET (Thailand) turun 0,62%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,6 triliun dengan volume sebanyak 5 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 220.124 kali.

Kenaikan suku bunga acuan yang sudah di depan mata membuat saham-saham sektor jasa keuangan terkoreksi. Sektor ini anjlok hingga 1,72%, menjadikannya sektor dengan kontribusi negatif terbesar bagi IHSG.

Mengutip Reuters, konsensus untuk suku bunga acuan yang akan diumumkan besok oleh Bank Indonesia (BI) berada di angka 4,5% atau 25bps lebih tinggi dibandingkan posisi saat ini.

Saham-saham sektor jasa keuangan yang dilepas investor banyak berasal dari bank-bank kategori BUKU IV, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-4,33%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-3,28%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-2,61%), dan PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,56%).

Kenaikan suku bunga acuan memang berpotensi menekan kinerja keuangan emiten-emiten perbankan. Ketika suku bunga acuan dinaikkan, bank akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga deposito dan kredit.

Masalahnya, dengan kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, kenaikan suku bunga kredit akan membuat masyarakat dan pelaku usaha berpikir dua kali dalam menarik pinjaman. Pada akhirnya, profitabilitas dari bank-bank menjadi taruhannya.

Dari AS, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun kembali meroket ke atas 3%, yakni di level 3,0724%. Hal ini datang sebagai hasil dari ekspektasi atas akselerasi inflasi yang pada akhirnya akan berujung kepada kenaikan suku bunga acuan secara agresif, seiring positifnya data-data ekonomi dari Negeri Paman Sam.

Teranyar, penjualan ritel naik 0,3% secara month-to-month (MtM), sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara pertumbuhan secara YoY mencapai 4,7%. Bila mengeluarkan penjualan mobil, bahan bakar, material bagunan, dan jasa makanan-minuman (sering disebut penjualan ritel inti atau core retail sales) ada kenaikan 0,4% MtM. Core retail sales ini paling mendekati konsumsi rumah tangga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

Seiring persepsi atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari perkiraan, rupiah pun mendapatkan tekanan. Sampai dengan akhir perdagangan sesi 1, rupiah melemah 0,52% terhadap dolar AS ke level Rp 14.105. Merespons pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 267,1 miliar.

Dari sisi geopolitik, situasi juga tak mendukung bagi IHSG. Korea Utara secara mengejutkan membatalkan pertemuan dengan Korea Selatan yang sejatinya akan dilakukan hari ini.

Pembicaraan dengan Korea Selatan sebelumnya dimaksudkan untuk membicarakan langkah-langkah konkrit guna memenuhi hal-hal yang dijanjikan pada saat deklarasi perdamaian antar kedua negara beberapa waktu silam.

Mengutip CNBC International, media milik pemerintahan Korea Utara melaporkan bahwa latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan merupakan sebuah provokasi dan sebuah persiapan untuk melakukan invasi. Atas dasar itulah Korea Utara membatalkan pertemuannya dengan Korea Selatan.

Perkembangan terakhir, Korea Utara dikabarkan akan memikirkan kembali rencana pertemuannya dengan AS yang akan digelar pada 12 Juni mendatang di Singapura, jika AS tetap bersikeras memaksa Korea Utara untuk melepaskan senjata nuklirnya, seperti dikutip CNBC International dari KCNA, sebuah media milik pemerintahan setempat.

Investor pun semakin dipaksa untuk melepas kepemilikannya atas aset-aset beresiko seperti saham.
(hps) Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular