Defisit Perdagangan Bikin Rupiah Lesu di Asia Sampai Eropa
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
15 May 2018 17:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah terhadap berbagai mata uang. Kecuali terhadap euro, pelemahan rupiah membentang dari Asia hingga Eropa.
Pada Selasa (15/5/2018), rupiah melemah 0,48% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Tidak hanya terhadap greenback, rupiah pun melemah di hadapan banyak mata uang.
Berikut nilai tukar sejumlah mata uang dunia terhadap rupiah:
Sentimen negatif bagi rupiah datang dari rilis data perdagangan internasional. Pada April 2018, Indonesia mengalami defisit perdagangan mencapai US$ 1,63 miliar, terdalam sejak April 2014. Ini jauh dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan surplus US$ 672 juta.
Defisit neraca perdagangan membuat pelaku pasar menyoroti fundamental ekonomi Indonesia. Ketika defisit neraca perdagangan berlanjut, maka kemungkinan defisit di transaksi berjalan akan semakin lebar pada kuartal II-2018. Dikhawatirkan kemudian Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) ikut terseret ke zona negatif, seperti yang terjadi pada kuartal I.
Ketika NPI terus-menerus defisit, maka rupiah akan kehilangan pijakan penguatannya. Sentimen inilah yang kemudian membuat investor berbalik arah dan membuat rupiah semakin tertekan.
Di pasar saham, nilai jual bersih investor asing mencapai Rp 1,16 triliun. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,83%.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (15/5/2018), rupiah melemah 0,48% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Tidak hanya terhadap greenback, rupiah pun melemah di hadapan banyak mata uang.
Berikut nilai tukar sejumlah mata uang dunia terhadap rupiah:
Mata Uang | Bid Terakhir |
Ringgit Malaysia | Rp 3.541,30 |
Dolar Singapura | Rp 10.494,35 |
Yuan China | Rp 2.207,50 |
Dolar Australia | Rp 10.550,66 |
Yen Jepang | Rp 127,63 |
Euro | Rp 16.729,00 |
Poundsterling | Rp 19.016,17 |
Dolar Amerika Serikat | Rp 14.032,00 |
![]() |
Sentimen negatif bagi rupiah datang dari rilis data perdagangan internasional. Pada April 2018, Indonesia mengalami defisit perdagangan mencapai US$ 1,63 miliar, terdalam sejak April 2014. Ini jauh dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan surplus US$ 672 juta.
Defisit neraca perdagangan membuat pelaku pasar menyoroti fundamental ekonomi Indonesia. Ketika defisit neraca perdagangan berlanjut, maka kemungkinan defisit di transaksi berjalan akan semakin lebar pada kuartal II-2018. Dikhawatirkan kemudian Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) ikut terseret ke zona negatif, seperti yang terjadi pada kuartal I.
Ketika NPI terus-menerus defisit, maka rupiah akan kehilangan pijakan penguatannya. Sentimen inilah yang kemudian membuat investor berbalik arah dan membuat rupiah semakin tertekan.
Di pasar saham, nilai jual bersih investor asing mencapai Rp 1,16 triliun. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,83%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular