
Gaza Membara Lagi, Wall Street Siap Dibuka Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 May 2018 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini (15/5/2018,) Wall Street berpotensi dibuka melemah. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan 31 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 7 poin.
Investor kini fokus kepada panasnya tensi di Gaza. Kemarin (14/5/2018), sebanyak 55 warga Palestina dibunuh oleh pasukan bersenjata Israel kala melakukan protes terkait dengan pemindahan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv Ke Yerusalem. Pada hari ini, aksi serupa akan kembali dilakukan.
Keputusan kontroversial terkait pemindahan kedutaan besar ini tak hanya berpotensi memperburuk hubungan AS dengan negara-negara timur tengah, namun juga dengan sekutunya sendiri seperti negara-negara Eropa. Pasalnya, mereka ikut mengecam aksi tersebut karena dianggap menyalahi kesepakatan internasional.
Di sisi lain, investor akan memonitor hasil dari pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Liu He yang dijadwalkan tiba di AS pada hari ini. Mengutip Bloomberg, Liu He akan ditemani beberapa pejabat penting dari Negeri Panda dalam kunjungannya ke AS, seperti Menteri Perdagangan Zhong Shan, pejabat kementerian keuangan, dan perwakilan dari bank sentral.
Kedua belah pihak (AS dan China) akan kembali mencoba menemukan titik temu terkait isu-isu perdagangan. Sebelumnya, pertemuan tahap 1 yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut dan satu ketidakpastian yang dihadapi pelaku pasar pun akan sirnah.
Rilis data ekonomi juga akan dicermati oleh pelaku pasar. Pada pukul 19:30 WIB, data empire manufacturing periode Mei dan pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode April akan diumumkan.
Selain itu, anggota FOMC John Williams dijadwalkan untuk berbicara di Minneapolis. Jika ada petunjuk mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana awal, Wall Street bisa dipaksa turun makin dalam.
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Investor kini fokus kepada panasnya tensi di Gaza. Kemarin (14/5/2018), sebanyak 55 warga Palestina dibunuh oleh pasukan bersenjata Israel kala melakukan protes terkait dengan pemindahan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv Ke Yerusalem. Pada hari ini, aksi serupa akan kembali dilakukan.
Keputusan kontroversial terkait pemindahan kedutaan besar ini tak hanya berpotensi memperburuk hubungan AS dengan negara-negara timur tengah, namun juga dengan sekutunya sendiri seperti negara-negara Eropa. Pasalnya, mereka ikut mengecam aksi tersebut karena dianggap menyalahi kesepakatan internasional.
Kedua belah pihak (AS dan China) akan kembali mencoba menemukan titik temu terkait isu-isu perdagangan. Sebelumnya, pertemuan tahap 1 yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut dan satu ketidakpastian yang dihadapi pelaku pasar pun akan sirnah.
Rilis data ekonomi juga akan dicermati oleh pelaku pasar. Pada pukul 19:30 WIB, data empire manufacturing periode Mei dan pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode April akan diumumkan.
Selain itu, anggota FOMC John Williams dijadwalkan untuk berbicara di Minneapolis. Jika ada petunjuk mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana awal, Wall Street bisa dipaksa turun makin dalam.
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular