Di Kurs Acuan dan Pasar Spot, Dolar AS Sudah Tembus Rp 14.000
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 May 2018 10:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah di kurs acuan melemah. Dengan begitu, dolar AS di kurs acuan dan pasar spot sudah kembali menembus Rp 14.000.
Pada Selasa (15/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.020. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, US$ 1 pukul 10:00 WIB dihargai Rp 14.025. Rupiah melemah 0,43% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Rupiah diprediksi melemah pada perdagangan hari ini. Harga minyak yang masih tinggi menjadi beban bagi rupiah, karena semakin banyak valas yang dibutuhkan untuk importasi minyak.
Selain itu, investor akan memantau rilis data perdagangan internasional hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan April 2018 surplus US$ 672 juta. Kemudian ekspor diprediksi meningkat 12% secara year-on-year (YoY), sementara impor tumbuh 19,09% YoY.
Jika realisasi sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi, maka rupiah punya obat kuat untuk terapresiasi. Meski apresiasi itu mungkin relatif terbatas karena pasar juga masih menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate pada 17 Mei.
Sementara mata uang Asia pun bergerak melemah terhadap dolar AS. Greenback mendapat momentum penguatan seiring kenaikan ekspektasi inflasi di Negeri Paman Sam.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS:
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (15/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.020. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, US$ 1 pukul 10:00 WIB dihargai Rp 14.025. Rupiah melemah 0,43% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Selain itu, investor akan memantau rilis data perdagangan internasional hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan April 2018 surplus US$ 672 juta. Kemudian ekspor diprediksi meningkat 12% secara year-on-year (YoY), sementara impor tumbuh 19,09% YoY.
Jika realisasi sesuai atau bahkan melebihi ekspektasi, maka rupiah punya obat kuat untuk terapresiasi. Meski apresiasi itu mungkin relatif terbatas karena pasar juga masih menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate pada 17 Mei.
Sementara mata uang Asia pun bergerak melemah terhadap dolar AS. Greenback mendapat momentum penguatan seiring kenaikan ekspektasi inflasi di Negeri Paman Sam.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,71 | -0,05 |
Yuan China | 6,34 | -0,13 |
Won Korsel | 1.070,00 | -0,24 |
Dolar Taiwan | 29,76 | -0,06 |
Rupee India | 67,51 | 0,00 |
Dolar Singapura | 1,33 | +0,06 |
Ringgit Malaysia | 3,95 | -0,05 |
Peso Filipina | 52,36 | +0,18 |
Baht Thailand | 31,86 | -0,13 |
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular