Dapat Kode Keras Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Terkuat di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 May 2018 16:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat signifikan pada perdagangan hari ini. Kode keras Bank Indonesia (BI) mengenai kenaikan suku bunga acuan menjadi obat kuat yang ampuh bagi rupiah.
Pada Jumat (11/5/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.945. Rupiah menguat 0,92 % dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Rupiah dibuka stagnan di Rp 14.070/US$. Namun seiring perjalanan, rupiah terus menguat dan dolar AS pun meninggalkan teritori Rp 14.000.
Mata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Namun di antara mata uang yang menguat, rupiah menjadi yang terbaik. Setelah rupiah ada baht Thailand yang mencetak apresiasi 0,38%.
Sejatinya dolar AS masih menguat, meski tipis. Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama, menguat 0,03%
Investor bergerak hati-hati melihat perkembangan dolar AS. Data terbaru ditanggapi variatif (mixed) oleh pelaku pasar.
Inflasi AS periode April 2018 secara month-to-month (MtM) tercatat 0,1%. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan 0,2%.
Namun inflasi secara year-on-year (YoY) mencapai 2,5%. Ini merupakan catatan tertinggi dalam 14 bulan terakhir.
Menanggapi data ini, investor sepertinya mengambil posisi tengah. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan secara gradual, yang merupakan sentimen positif. Namun kenaikan ini tidak agresif sehingga meredam apresiasi dolar AS aar tidak terlalu tinggi. Hasilnya adalah dolar AS bergerak mendatar dengan apresiasi tipis.
Oleh karena itu, faktor domestik sangat berperan dalam penguatan rupiah hari ini. Sentimen bagi rupiah hadir dari pernyataan Agus DW Martowardojo, Gubernur BI, yang menegaskan bank sentral punya ruang besar untuk menaikkan suku bunga acuan. BI, menurut Agus, menilai melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan. Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," tegas Agus.
Pernyataan tegas ini menjadi doping bagi rupiah. Kenaikan suku bunga akan membuat Indonesia menjadi menarik, karena menjanjikan keuntungan lebih. Indonesia akan menerima lebih banyak aliran modal asing, yang bisa menjadi modal bagi penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Jumat (11/5/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.945. Rupiah menguat 0,92 % dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Rupiah dibuka stagnan di Rp 14.070/US$. Namun seiring perjalanan, rupiah terus menguat dan dolar AS pun meninggalkan teritori Rp 14.000.
![]() |
Mata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Namun di antara mata uang yang menguat, rupiah menjadi yang terbaik. Setelah rupiah ada baht Thailand yang mencetak apresiasi 0,38%.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,33 | +0,05 |
Yuan China | 6,33 | +0,17 |
Won Korsel | 1.067,11 | -0,23 |
Dolar Taiwan | 29,72 | -0,05 |
Rupee India | 67,30 | -0,09 |
Dolar Singapura | 1,33 | +0,16 |
Ringgit Malaysia | 3,95 | -0,13 |
Peso Filipina | 52,31 | -0,79 |
Baht Thailand | 31,85 | +0,38 |
Sejatinya dolar AS masih menguat, meski tipis. Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama, menguat 0,03%
![]() |
Investor bergerak hati-hati melihat perkembangan dolar AS. Data terbaru ditanggapi variatif (mixed) oleh pelaku pasar.
Inflasi AS periode April 2018 secara month-to-month (MtM) tercatat 0,1%. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan 0,2%.
Namun inflasi secara year-on-year (YoY) mencapai 2,5%. Ini merupakan catatan tertinggi dalam 14 bulan terakhir.
Menanggapi data ini, investor sepertinya mengambil posisi tengah. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan secara gradual, yang merupakan sentimen positif. Namun kenaikan ini tidak agresif sehingga meredam apresiasi dolar AS aar tidak terlalu tinggi. Hasilnya adalah dolar AS bergerak mendatar dengan apresiasi tipis.
Oleh karena itu, faktor domestik sangat berperan dalam penguatan rupiah hari ini. Sentimen bagi rupiah hadir dari pernyataan Agus DW Martowardojo, Gubernur BI, yang menegaskan bank sentral punya ruang besar untuk menaikkan suku bunga acuan. BI, menurut Agus, menilai melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan. Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," tegas Agus.
Pernyataan tegas ini menjadi doping bagi rupiah. Kenaikan suku bunga akan membuat Indonesia menjadi menarik, karena menjanjikan keuntungan lebih. Indonesia akan menerima lebih banyak aliran modal asing, yang bisa menjadi modal bagi penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular