
Jasa Marga Undang Investor Ikut Miliki Jalan Tol
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 May 2018 13:33

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) penerbitan instrumen melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) untuk tiga proyeknya sudah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jasa Marga sedang melakukan komunikasi dengan berbagai investor untuk dengan menawarkan investasi dengan menerbitkan masing-masing 20% dari seluruh saham di tiga proyek tersebut.
Ketiga proyek tersebut diantaranya proyek tol ruas Semarang - Batang, ruas tol Solo - Wangi dan ruas tol Wangi - Kertosono.
"RDPT ini sifatnya terbatas ya, jadi kami ingin investor yang dari internal. Komunikasi sudah kami lakukan pasca efektif selama seminggu atau dua minggu terakhir ini, harapannya kalau komunikasi berjalan baik bisa terealisasi," ujar M. Agus Setiawan Corporate Secretary JSMR di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/5/2018).
Hingga saat ini belum memastikan jumlah target dana yang akan dihimpun dengan skema RDPT tersebut, dikarenakan perseroan masih terus melakukan kajian terkait aksi tersebut.
Selain itu, penyertaan modal 20% dari tiap proyek melalui RDPT tersebut merupakan cara agar JSMR kedepannya terus mengendalikan total proyek yang ada.
"RDPT itu nomor satu si pemilik yang modalnya berasal dari institusi-institusi internal bukan pemodal yang ingin memiliki dan mengoperasikan jaln tol perseroan," tambah Agus.
Perseroan juga akan mengkaji opsi pembelian saham kembali (buyback) jika proses RDPT tersebut sudah dilakukan. "Biarpun kami melakukan RDPT, namun kami akan terus memfungsikan penuh proyek-proyek tersbeut maka ada opsi buyback," ujar Agus.
Sebelumnya, JSMR akan melakukan divestasi sahamnya di tiga anak usaha perseroan yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ). Sebelumnya Perseroan menargetkan dana yang diraih sebesar Rp 3 triliun melalui skema tersebut.
KIK-EBA
JSMR juga sedang mengkaji pendanaan melalui kontrak investasi kolektif beragunan aset (KIK EBA). Tahun lalu, JSMR menerbitkan surat utang ini dengan menjaminkan pendapatan masa depan Tol Jagorawi.
"Karena sekuritisasi ini responnya bagus ya dari investor, jadi sekuritisasi ini juga masuk dalam tiga produk pembiayaan diluar obligasi di level anak perusahaan dan Komodo Bond. Jadi sangat bisa kedepannya untuk ada penambahan," ujar M. Agus Setiawan Corporate Secretary JSMR di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/5/2018).
Dalam pengkajiannya, perseroan akan melirik ruas jalan tol yang sudah stabil seperti Jagorawi. Diantaranya, ruas tol Bali, Bogorindo hingga Bali - Mandara.
"Kalau kebijakan sekuritisasi itu di ruas-ruas Jasamarga yang tipikalnya seperti Jagorawi. Kami lagi cari, kalau Jagorawi itu kan sudah stabil ya kondisinya oleh karena itu pemilik modal juga happy (senang) untuk investasi," tambah Agus.
(hps) Next Article Traffic Tol Drop, Jasa Marga Minta Keringanan Cicilan Utang
Jasa Marga sedang melakukan komunikasi dengan berbagai investor untuk dengan menawarkan investasi dengan menerbitkan masing-masing 20% dari seluruh saham di tiga proyek tersebut.
Ketiga proyek tersebut diantaranya proyek tol ruas Semarang - Batang, ruas tol Solo - Wangi dan ruas tol Wangi - Kertosono.
Hingga saat ini belum memastikan jumlah target dana yang akan dihimpun dengan skema RDPT tersebut, dikarenakan perseroan masih terus melakukan kajian terkait aksi tersebut.
Selain itu, penyertaan modal 20% dari tiap proyek melalui RDPT tersebut merupakan cara agar JSMR kedepannya terus mengendalikan total proyek yang ada.
"RDPT itu nomor satu si pemilik yang modalnya berasal dari institusi-institusi internal bukan pemodal yang ingin memiliki dan mengoperasikan jaln tol perseroan," tambah Agus.
Perseroan juga akan mengkaji opsi pembelian saham kembali (buyback) jika proses RDPT tersebut sudah dilakukan. "Biarpun kami melakukan RDPT, namun kami akan terus memfungsikan penuh proyek-proyek tersbeut maka ada opsi buyback," ujar Agus.
Sebelumnya, JSMR akan melakukan divestasi sahamnya di tiga anak usaha perseroan yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ). Sebelumnya Perseroan menargetkan dana yang diraih sebesar Rp 3 triliun melalui skema tersebut.
KIK-EBA
JSMR juga sedang mengkaji pendanaan melalui kontrak investasi kolektif beragunan aset (KIK EBA). Tahun lalu, JSMR menerbitkan surat utang ini dengan menjaminkan pendapatan masa depan Tol Jagorawi.
"Karena sekuritisasi ini responnya bagus ya dari investor, jadi sekuritisasi ini juga masuk dalam tiga produk pembiayaan diluar obligasi di level anak perusahaan dan Komodo Bond. Jadi sangat bisa kedepannya untuk ada penambahan," ujar M. Agus Setiawan Corporate Secretary JSMR di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/5/2018).
Dalam pengkajiannya, perseroan akan melirik ruas jalan tol yang sudah stabil seperti Jagorawi. Diantaranya, ruas tol Bali, Bogorindo hingga Bali - Mandara.
"Kalau kebijakan sekuritisasi itu di ruas-ruas Jasamarga yang tipikalnya seperti Jagorawi. Kami lagi cari, kalau Jagorawi itu kan sudah stabil ya kondisinya oleh karena itu pemilik modal juga happy (senang) untuk investasi," tambah Agus.
(hps) Next Article Traffic Tol Drop, Jasa Marga Minta Keringanan Cicilan Utang
Most Popular