
Inflasi China Kecewakan Pasar, Rupiah Kebagian Berkah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
11 May 2018 10:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China menguat pada perdagangan Jumat (11/5) pagi. Pelemahan yuan didorong oleh rilis data inflasi terbaru di Negeri Tirai Bambu yang di bawah perkiraan.
Pada Jumat pukul 09:45 WIB, rupiah menguat 0,04% dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya, sehingga 1 yuan dibanderol sebesar Rp 2.213,38.
Penguatan rupiah ikut mendorong harga jual yuan menjauhi posisi Rp 2.300 di beberapa bank nasional. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 09:45 WIB :
Data yang dirilis oleh National Bureau of Statistics of China menyebutkan tingkat inflasi China pada bulan April 2018 secara year-to-year (yoy) berada di posisi 1,8% atau di bawah perkiraan pasar sebesar 1,9%.
Di sisi lain, angka inflasi tersebut juga lebih rendah dari periode bulan Maret yang sebesar 2,1%. Rendahnya inflasi mencerminkan mulai terjadi perlambatan ekonomi di Negeri Panda tersebut.
Kondisi tersebut mencerminkan tingkat konsumsi masyarakat mulai menurun dan mereka cenderung untuk menyimpan dananya dalam bentuk tabungan (saving). Situasi ini menimbulkan sentimen negatif bagi yuan sehingga memberi kesempatan bagi rupiah untuk bergerak menguat pada perdagangan pagi hari ini.
(ags/ags) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Jumat pukul 09:45 WIB, rupiah menguat 0,04% dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya, sehingga 1 yuan dibanderol sebesar Rp 2.213,38.
![]() |
Penguatan rupiah ikut mendorong harga jual yuan menjauhi posisi Rp 2.300 di beberapa bank nasional. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 09:45 WIB :
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.108,00 | Rp 2.263,00 |
Bank BRI | Rp 2.132,24 | Rp 2.291,95 |
Bank BTN | Rp 2.098,00 | Rp 2.326,00 |
Bank BCA | Rp 2.146,00 | Rp 2.278,00 |
Data yang dirilis oleh National Bureau of Statistics of China menyebutkan tingkat inflasi China pada bulan April 2018 secara year-to-year (yoy) berada di posisi 1,8% atau di bawah perkiraan pasar sebesar 1,9%.
Di sisi lain, angka inflasi tersebut juga lebih rendah dari periode bulan Maret yang sebesar 2,1%. Rendahnya inflasi mencerminkan mulai terjadi perlambatan ekonomi di Negeri Panda tersebut.
Kondisi tersebut mencerminkan tingkat konsumsi masyarakat mulai menurun dan mereka cenderung untuk menyimpan dananya dalam bentuk tabungan (saving). Situasi ini menimbulkan sentimen negatif bagi yuan sehingga memberi kesempatan bagi rupiah untuk bergerak menguat pada perdagangan pagi hari ini.
(ags/ags) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular