Tinggal 30 Perak Lagi, Dolar AS Tembus Rp 14.100
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 May 2018 08:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini dibuka melemah. Penguatan dolar AS secara global masih sulit terbendung sehingga menekan mata uang global, tidak terkecuali rupiah.
Pada Rabu (9/5/2018), US$ 1 pada pembukaan pasar spot dihargai Rp 14.055. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan, rupiah terus melemah. Bahkan pada pukul 08:30 WIB, dolar AS sudah menyentuh Rp 14.070. Tinggal 30 poin lagi dolar AS menyentuh Rp 14.100.
Perkembangan ini membuat perbankan bertahan menjual dolar AS di kisaran Rp 14.000. Berikut informasi kurs jual-beli greenback di sejumlah bank nasional:
Mata uang Asia juga cenderung melemah terhadap dolar AS. Hari ini, keperkasaan greenback sepertinya memang sulit terbendung. Namun hari ini rupiah bukan lagi menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. Tiga serangkai yen Jepang, won Korea Selatan, dan baht Thailand menjadi yang terparah dengan depresiasi masing-masing 0,41%.
Depresiasi rupiah hari ini bahkan menjadi salah satu yang paling minim. Rupiah hanya kalah dari rupee India, yang hanya melemah 0,05%.
Terhadap mata uang utama dunia, greenback pun berjaya. Dollar Index masih melanjutkan penguatannya, yang saat ini berada di 93,24 atau naik 0,13%.
Investor sepertinya mencemaskan keluarnya AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran bisa berbuntut panjang. Ketidakpastian di Timur Tengah masih tinggi, sehingga pelaku pasar memilih bermain aman dan menghindari risiko.
Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran. AS akan segera kembali menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Negeri Persia.
"Perjanjian dengan Iran ini sangat buruk dan hanya menguntungkan satu pihak. Seharusnya tidak pernah dibuat. AS akan mengenakan sanksi ekonomi dalam tingkatan tertinggi," tegas Trump, seperti dilansir Reuters.
Penurunan risk appetite ini bisa membuat investor menghindari aset-aset di negara berkembang seperti Indonesia. Akibatnya, rupiah akan sulit menghindari dari tekanan. Dolar AS nampaknya masih akan digdaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (9/5/2018), US$ 1 pada pembukaan pasar spot dihargai Rp 14.055. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan, rupiah terus melemah. Bahkan pada pukul 08:30 WIB, dolar AS sudah menyentuh Rp 14.070. Tinggal 30 poin lagi dolar AS menyentuh Rp 14.100.
![]() |
Perkembangan ini membuat perbankan bertahan menjual dolar AS di kisaran Rp 14.000. Berikut informasi kurs jual-beli greenback di sejumlah bank nasional:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 13.990,00 | Rp 14.040,00 |
Bank BNI | Rp 13.915,00 | Rp 14.095,00 |
Bank BRI | Rp 13.995,00 | Rp 14.085,00 |
Bank BTN | Rp 13.945,00 | Rp 14.095,00 |
Bank BCA | Rp 14.043,00 | Rp 14.055,00 |
Mata uang Asia juga cenderung melemah terhadap dolar AS. Hari ini, keperkasaan greenback sepertinya memang sulit terbendung. Namun hari ini rupiah bukan lagi menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. Tiga serangkai yen Jepang, won Korea Selatan, dan baht Thailand menjadi yang terparah dengan depresiasi masing-masing 0,41%.
Depresiasi rupiah hari ini bahkan menjadi salah satu yang paling minim. Rupiah hanya kalah dari rupee India, yang hanya melemah 0,05%.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,56 | -0,41 |
Yuan China | 6,34 | -0,08 |
Won Korsel | 1.081,80 | -0,41 |
Dolar Taiwan | 29,85 | -0,18 |
Rupee India | 67,16 | -0,05 |
Dolar Singapura | 1,34 | -0,23 |
Ringgit Malaysia | 3,95 | -0,13 |
Peso Filipina | 52,01 | -0,23 |
Baht Thailand | 32,05 | -0,41 |
Terhadap mata uang utama dunia, greenback pun berjaya. Dollar Index masih melanjutkan penguatannya, yang saat ini berada di 93,24 atau naik 0,13%.
![]() |
Investor sepertinya mencemaskan keluarnya AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran bisa berbuntut panjang. Ketidakpastian di Timur Tengah masih tinggi, sehingga pelaku pasar memilih bermain aman dan menghindari risiko.
Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran. AS akan segera kembali menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Negeri Persia.
"Perjanjian dengan Iran ini sangat buruk dan hanya menguntungkan satu pihak. Seharusnya tidak pernah dibuat. AS akan mengenakan sanksi ekonomi dalam tingkatan tertinggi," tegas Trump, seperti dilansir Reuters.
Penurunan risk appetite ini bisa membuat investor menghindari aset-aset di negara berkembang seperti Indonesia. Akibatnya, rupiah akan sulit menghindari dari tekanan. Dolar AS nampaknya masih akan digdaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular