Rupiah Melemah Bisa Ditoleransi, Asal Tidak Volatile

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 May 2018 19:52
Pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih bisa ditoleransi, asalkan pergerakannya tidak terlalu tajam atau volatil.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan yang disertai dengan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat pelaku pasar saham khawatir.

Analis PT Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih bisa ditoleransi, asalkan pergerakannya tidak terlalu tajam atau volatil.

"Ini kan pelemahannya memang dalam tapi tidak serta merta langsung tajam, misalnya dari Rp 13.300 per dolar AS langsung tembus Rp 14.000. Memang harus ada angka psikologis yang harus dijaga Bank Indonesia (BI)," ujar David ketika dihubungi CNBC Indonesia, Senin (7/5).

Kendati demikian, David mengakui, memang ada kecenderungan Rupiah untuk bergerak menembus di atas Rp 14.000 per dolar AS. Data pertumbuhan ekonomi yang kurang memuaskan, serta kinerja mayoritas emiten di kuartal I 2018 yang belum mencapai target dinilai menjadi sentimen negatif dari dalam negeri.

David menyampaikan, pemerintah memang tidak bisa melakukan intervensi terlalu banyak jika menyangkut sentimen eksternal. Akan tetapi jika penyebab pelemahan rupiah adalah internal pemerintah dan Bank Indonesia bisa memberi stimulus fiskal atau moneter, serta instrumen lainnya.

"Stimulus ini kan yang ditunggu pasar. Tapi pemerintah mesti berhati-hati juga dalam memberi stimulus, misalnya kalau menaikkan suku bunga BI 7-days Reverse Repo Rate juga berisiko di tengah konsumsi yang masih melambat," pungkasnya.
(hps/hps) Next Article Sepanjang Q1-2021, Rupiah Diproyeksi Stabil di Rp 13.900/USD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular