
Harga Minyak Naik, Bursa Asia Ditutup Bervariasi
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
07 May 2018 18:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup variatif pada perdagangan hari ini, setelah sempat menguat pada pembukaan perdagangan pagi. Investor masih mencermati rilis laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak yang mencapai US$ 70 per barel.
Dikutip dari CNBC Internasional, Indeks Nikkei 225 trekoreksi 0,03% ke level 22.467,16. Indeks TOPIX naik 0.09% ke level 1.773,18. Indeks Hang Seng menguat 0,23% ke level 29.994,26 dan indeks Shanghai Composite menguat 1,48% ke level 3.136,63, indeks Strait Times terkoreksi 0,35% ke level 3.532,86 dan indeks Kospi terkoreksi 1,19% ke level 316,75.
Harga minyak kembali naik, akibat sanksi AS terhadap negara Iran dan krisis ekonomi di Venezuela. Sanksi Iran, menyebabkan harga minyak naik tinggi akibat berkurangnya suplai minyak dari negara tersebut.
Indeks minyak mentah AS, U.S. West Texas Intermediate naik 1% ke harga US$ 70,42 per barel. Indeks minyak Brent naik 0,92% ke level harga US$ 75,56.
Selain itu, isu penguatan saham perusahaan Apple.Inc membawa bursa regional ditutup variatif setelah miliuner Warren Buffet memutuskan untuk membeli saham 75 juta saham Apple pada kuartal pertama.
Investor juga, mengamati data ketenaga kerjaan non-pertanian yang turun 164.000 berbeda dari ekspektasi sebelumnya yang mencapai 192.000. Tingkat pengangguran juga dilaporkan turun 9,3% berdasarkan laporan ketenagakerjaan hari ini.
Namun kecemasan akan perang dagang masih menghantui bursa Asia ke depannya dimana pada perdagangan sebelumnya, sentimen pertemuan antara dua negara adidaya ekonomi antara AS dan China sempat menyeret bursa Asia menuju zona merah.
"Risiko global akan berlanjut mendukung pelemahan bursa Asia, jika kedua negara belum memiliki keputusan jelas terkait disukusi tarif baru. Kita hanya mampu menunggu keputusan Presiden Donald Trump untuk meratifikasi perjanjian tarif sebelum 12 Mei", ujar analis ANZ kepada CNBC International.
(hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Dikutip dari CNBC Internasional, Indeks Nikkei 225 trekoreksi 0,03% ke level 22.467,16. Indeks TOPIX naik 0.09% ke level 1.773,18. Indeks Hang Seng menguat 0,23% ke level 29.994,26 dan indeks Shanghai Composite menguat 1,48% ke level 3.136,63, indeks Strait Times terkoreksi 0,35% ke level 3.532,86 dan indeks Kospi terkoreksi 1,19% ke level 316,75.
Harga minyak kembali naik, akibat sanksi AS terhadap negara Iran dan krisis ekonomi di Venezuela. Sanksi Iran, menyebabkan harga minyak naik tinggi akibat berkurangnya suplai minyak dari negara tersebut.
Selain itu, isu penguatan saham perusahaan Apple.Inc membawa bursa regional ditutup variatif setelah miliuner Warren Buffet memutuskan untuk membeli saham 75 juta saham Apple pada kuartal pertama.
Investor juga, mengamati data ketenaga kerjaan non-pertanian yang turun 164.000 berbeda dari ekspektasi sebelumnya yang mencapai 192.000. Tingkat pengangguran juga dilaporkan turun 9,3% berdasarkan laporan ketenagakerjaan hari ini.
Namun kecemasan akan perang dagang masih menghantui bursa Asia ke depannya dimana pada perdagangan sebelumnya, sentimen pertemuan antara dua negara adidaya ekonomi antara AS dan China sempat menyeret bursa Asia menuju zona merah.
"Risiko global akan berlanjut mendukung pelemahan bursa Asia, jika kedua negara belum memiliki keputusan jelas terkait disukusi tarif baru. Kita hanya mampu menunggu keputusan Presiden Donald Trump untuk meratifikasi perjanjian tarif sebelum 12 Mei", ujar analis ANZ kepada CNBC International.
(hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Most Popular