Pernyataan Pejabat The Fed Hentikan Penguatan Dolar AS

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2018 08:52
Stagnasi yang dialami dolar AS berdampak kepada berbagai mata uang, termasuk rupiah.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini dibuka stagnan. Stagnasi yang dialami dolar AS berdampak kepada berbagai mata uang, termasuk rupiah. 

Pada Senin (7/5/2018), US$ 1 di pasar spot kala pembukaan pasar berada di Rp 13.935. Tidak berubah dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Perkembangan ini menyebabkan sejumlah bank merevisi kurs jual-beli dolar AS. Bank yang menjual greenback di level Rp 14.000 sudah semakin berkurang. Berikut perkembangan kurs dolar AS di sejumlah bank nasional: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 13.927,00Rp 13.957,00
Bank BNIRp 13.835,00Rp 14.025,00
Bank BRIRp 13.895,00Rp 13.985,00
Bank BTNRp 13.875,00Rp 14.000,00
Bank BCARp 13.944,00Rp 13.956,00
 
Sementara di Asia, dolar AS pun cenderung stagnan. Sejumlah mata uang regional mencatatkan pelemahan dan penguatan dalam rentang tipis. Kecuali won Korea Selatan, yang memag sudah biasa bergerak cukup ekstrem. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap greenback: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang108.81+0,30
Yuan China6,35+0,01
Won Korsel1.072,47+0,64
Dolar Taiwan29,68+0,08
Dolar Singapura1,330,00
Ringgit Malaysia3,940,00
Peso Filipina51,70-0,06
Baht Thailand31,67+0,07
 
Setelah sempat menguat tajam, dolar AS kini bergerak melandai. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah tipis 0,11%. Tadi pagi, indeks ini masih mampu mencatat penguatan. 

Greenback mengalami stagnasi setelah komentar John Williams, Presiden The Federal Reserve/The Fed San Francisco. Dalam wawancara dengan CNBC, Williams mengatakan laju inflasi di Negeri Paman Sam memang mengalami akselerasi, tetapi masih dalam taraf yang belum mengkhawatirkan. 

"Inflasi memang menunjukkan peningkatan, bergerak ke arah target 2%. Namun saya melihat belum ada kenaikan yang terlalu kencang," tegasnya. 

Pernyataan Williams meredakan ketegangan di pasar setelah rilis data angka pengangguran AS periode April yang turun ke 3,9%. Ini merupakan angka terendah sejak tahun 2000. 

Perbaikan di pasar tenaga kerja memunculkan kekhawatiran The Fed akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Kemungkinan kenaikan suku bunga sampai empat kali pada tahun ini kembali terbuka. Namun Williams mampu meredakan tensi tersebut.

Ditambah lagi pertumbuhan gaji periode April hanya sebesar 0,1%, lebih rendah dibandingkan konsensus pasar di 0,2%.
 Perkembangan ini membuat kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali, sesuai ekspektasi pasar, masih relevan. Akibatnya reli penguatan dolar AS terhenti, dan greenback pun mengalami stagnasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular