Dolar AS Dekati Rp 14.000/US$, BI: Tak Perlu Khawatir

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 May 2018 13:15
Keperkasaan dolar AS yang saat ini semakin mendekati level Rp 14.000/US$ dianggap tidak perlu dikhawatirkan.
CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Keperkasaan dolar AS yang saat ini semakin mendekati level Rp 14.000/US$ dianggap tidak perlu dikhawatirkan. Bank Indonesia (BI) sebagai stabilitator menegaskan akan tetap berada di pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh faktor global, terutama hasil rapat Federal Open Market Committe (FOMC) yang kemungkinan agresif menaikan suku bunga acuannya.

"Sekarang saya jelaskan, tidak perlu khawatir karena BI akan ada di pasar. [...] Mohon tetap positif, karena ini dinamikanya dari luar negeri," kata Agus di gedung BI, Kamis (3/5/2018).

Agus mengakui, secara nominal memang penguatan dolar AS terhadap mata uang Garuda lebih besar. Namun, mantan Menteri Keuangan itu menilai, pelemahan rupiah secara persentase relatif lebih kecil dibandingkan pelemahan yang dialami negara lain.

Apalagi, sambung dia, rupiah bukan menjadi satu-satunya mata uang yang terpuruk akan keperkasaan dolar Paman Sam. Maka dari itu, BI pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terlalu mengkhawatirkan pelemahan yang terjadi saat ini.

"Kalau untuk Indonesia, mata uang US$ 1 itu sama dengan 5 digit. Kalau mata uang lain, US$ 1 kelihatannya dua digit. Kalau dilihat secara persentase, ada depresiasi 1-2%. Kita lihat persentase, jangan hanya nominalnya," katanya.

BI menegaskan, akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tak terlempar jauh dari fundamentalnya. "Jadi persentasenya kecil, tapi seolah-olah [pelemahan] sudah besar. BI akan ada di pasar untuk jaga ini," katanya.


(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular