
Di Kurs Acuan, Rupiah Melemah ke Rp 13.965/US$
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 May 2018 10:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan bergerak melemah. Hal serupa pun terjadi di pasar spot.
Pada Kamis (3/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 13.965. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga melemah di hadapan greenback. Pukul 10:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.961. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Rupiah sepertinya masih bergerak depresiatif pada hari ini. Mengutip Reuters, dolar AS berpotensi menguat hingga ke kisaran Rp 13.980. Dolar AS yang menembus Rp 14.000 semakin di depan mata.
Bahkan dolar AS sangat mungkin menembus level Rp 14.000 bila tidak ada intervensi dari Bank Indonesia (BI) di pasar valas maupun obligasi. Terlihat bahwa aktivitas BI di pasar Surat Berharga Negara (SBN) meningkat. Per 27 April, kepemilikan SBN oleh BI mencapai Rp 141,1 triliun sementara sehari sebelumnya masih Rp 109,35 triliun.
Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS sudah diperdagangkan di Rp 14.075-14.110. Oleh karena itu, nasib rupiah tinggal bergantung di tangan BI karena hampir tidak ada sentimen yang bisa menggerakkan mata uang ini.
Sedangkan mata uang Asia bergerak variatif. Namun sampai saat ini, rupiah jadi salah satu mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia. Rupiah hanya lebih baik dari yen Jepang, dan mengalami depresiasi yang sama dengan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Kamis (3/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 13.965. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga melemah di hadapan greenback. Pukul 10:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.961. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Bahkan dolar AS sangat mungkin menembus level Rp 14.000 bila tidak ada intervensi dari Bank Indonesia (BI) di pasar valas maupun obligasi. Terlihat bahwa aktivitas BI di pasar Surat Berharga Negara (SBN) meningkat. Per 27 April, kepemilikan SBN oleh BI mencapai Rp 141,1 triliun sementara sehari sebelumnya masih Rp 109,35 triliun.
Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dolar AS sudah diperdagangkan di Rp 14.075-14.110. Oleh karena itu, nasib rupiah tinggal bergantung di tangan BI karena hampir tidak ada sentimen yang bisa menggerakkan mata uang ini.
Sedangkan mata uang Asia bergerak variatif. Namun sampai saat ini, rupiah jadi salah satu mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia. Rupiah hanya lebih baik dari yen Jepang, dan mengalami depresiasi yang sama dengan peso Filipina.
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,66 | +0,16 |
Yuan China | 6,37 | -0,08 |
Won Korsel | 1.076,90 | -0,07 |
Dolar Taiwan | 29,79 | -0,12 |
Dolar Singapura | 1,33 | +0,14 |
Ringgit Malaysia | 3,94 | -0,09 |
Peso Filipina | 51,94 | -0,15 |
Baht Thailand | 31,70 | +0,06 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular