Perang Dagang Reda, Wall Street Siap Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2018 18:05
Wall Street berpotensi dibuka menguat pada hari ini (2/5/2018). Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS.
Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berpotensi dibuka menguat pada hari ini (2/5/2018). Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan 37 poin pada saat pembukaan, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing diimplikasikan naik sebesar 2 dan 34 poin.

Meredanya ketakutan atas perang dagang dalam skala global menjadi salah satu motor utama bagi penguatan Wall Street. Pada 30 April waktu setempat, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memperpanjang masa pengecualian pengenaan bea masuk baja dan aluminium bagi Kanada, Meksiko, Argentina, Australia, Brazil, dan negara-negara Uni Eropa selama 30 hari guna membuka ruang negosiasi lebih lanjut.

Sebelumnya, Korea Selatan telah dikecualikan secara permanen dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium, seiring dengan disetujuinya kuota ekspor dari Negeri Gingseng tersebut.

Kemudian, delegasi AS yang salah satunya berisi Menteri Keuangan Steve Mnuchin dijadwalkan bertemu dengan pejabat pemerintahan China besok (3/5/2018) guna membahas isu-isu terkait perdagangan.

Sebelumnya, Mnuchin yang merupakan mantan bankir Goldman Sachs tersebut sempat menyuarakan optimismenya terkait dengan pertemuan tersebut.

Selain itu, terdapat optimisme bahwa The Federal Reserve atau Bank Sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lebih dari 3 kali pada tahun ini.

Kemarin (1/5/2018), indeks manufaktur AS periode April diumumkan di angka 57,3, lebih rendah dari estimasi yang sebesar 58,4. Ekspansi sektor manufaktur yang tak sekencang ekspektasi telah menimbulkan persepsi bahwa the Fed akan bertindak sesuai rencana dalam melakukan normalisasi.

Namun, imbal hasil obligasi yang merangkak naik mendekati level 3% patut dicermati. Sampai dengan berita ini diturunkan, imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan AS tercatat di level 2,9906%, naik dari posisi sebelumnya yang sebesar 2,976%.

Hal ini menunjukkan bahwa ada sebagian pelaku pasar yang masih percaya akan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.

Rilis data tenaga kerja juga berpotensi menentukan arah pergerakan Wall Street. Pada hari ini pukul 19:15 WIB, data penciptaan lapangan kerja periode April versi ADP akan dirilis.

Sebagai catatan, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator utama yang digunakan oleh the Fed untuk mengukur tingkat kesehatan ekonomi dan menentukan arah kebijakannya.

Terakhir, rilis laporan keuangan dari emiten-emiten yang melantai di Wall Street akan dicermati oleh investor.
(hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular