Rilis Data Inflasi Tak Mampu Selamatkan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 May 2018 12:32
Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS di Rp 14.000 pun semakin dekat. 

Pada Rabu (2/5/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot berada di Rp 13.947. Rupiah melemah 0,27% dibandingkan penutupan sebelum libur Hari Buruh Sedunia.   

Rilis Data Inflasi Tak Mampu Selamatkan RupiahReuters
 
Mata uang regional pun melemah terhadap dolar AS, tetapi rupiah termasuk yang paling dalam. Soal depresiasi, rupiah menempati posisi keempat setelah dolar Taiwan, yuan China dan peso Filipina. 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,74+0,10
Yuan China6,36-0,42
Won Korsel1.075,80-0,31
Dolar Taiwan29,84-0,58
Dolar Singapura1,34-0,21
Ringgit Malaysia3,93-0,15
Peso Filipina51,94-0,46
Baht Thailand31,73-0,16
 
Rilis data inflasi domestik ternyata belum bisa menyelamatkan rupiah. Badan Pusat Statistik mengumumkan laju inflasi pada April 2017 sebesar 0,1% secara bulanan sehingga inflasi tahunan adalah 3,41%. Sementara inflasi inti adalah 2,69% secara tahunan.

Pencapaian ini lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan inflasi bulanan di 0,14%, inflasi tahunan 3,49%, dan inflasi inti tahunan 2,72%.
 

Sentimen ini berhasil mempengaruhi pasar saham, terlihat dari koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya 0,05% pada Sesi I. Positifnya data inflasi berhasil meredam pelemahan IHSG. 

Namun di pasar uang, kabar baik dari inflasi tidak terlalu berpengaruh. Padahal, mata uang sejatinya sangat sensitif terhadap inflasi. Bila inflasi terkendali, mata uang akan menguat karena nilainya tidak tergerus inflasi. 

Rupiah terseret ke zona depresiasi karena kuatnya sentimen eksternal. Penguatan dolar AS tidak terbendung karena tingginya permintaan terhadap greenback jelang pengumuman suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed. 

Konsensus pasar memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, tetapi mulai membuka jalan untuk kenaikan pada Juni. Investor nampaknya sudah mulai ambil posisi jelang pengumuman ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular