Dolar AS Dekati Rp 14.000, Rupiah Terlemah ke-4 di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 May 2018 11:47
Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah cukup signifikan.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah cukup signifikan. Dolar AS memang sedang menguat, dan ini menyebabkan mata uang Asia terdepresiasi lumayan dalam. 

Pada Kamis (2/5/2018) pukul 11.30 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.947. Rupiah melemah sampai 0,27%. 

Dolar AS Dekati Rp 14.000, Rupiah Terlemah ke-4 di AsiaReuters
Mata uang regional pun melemah terhadap dolar AS, tetapi rupiah termasuk yang paling dalam. Soal depresiasi, rupiah menempati posisi keempat setelah dolar Taiwan, yuan China dan peso Filipina. 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang109,72+0,12
Yuan China6,36-0,41
Won Korsel1.073,95-0,14
Dolar Taiwan29,79-0,42
Dolar Singapura1,33-0,08
Ringgit Malaysia3,92-0,13
Peso Filipina51,86-0,32
Baht Thailand31,70-0,06
 
Penguatan dolar AS memang sulit tertahankan. Sebab, ada potensi inflasi AS akan terakselerasi dalam bulan-bulan ke depan. Potensi ini muncul setelah kenaikan biaya pengadaan bahan baku, salah satunya akibat kebijakan Presiden Donald Trump yang memberlakukan bea masuk untuk baja dan aluminium. 

Kekhawatiran ini tercermin dalam data Institute of Supply Management (ISM) yang menyebutkan Factory Activity Index periode April sebesar 57,3. Pada Maret, indeks ini masih 59,3. 

Selain itu, data Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi indikator Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk mengukur tingkat inflasi, sudah mencapai target 2%. Untuk core PCE sudah mendekati 2%, tepatnya 1,9%.

Ancaman inflasi ini menyebabkan pelaku pasar (lagi-lagi) mencemaskan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari perkiraan. Investor memperkirakan tahun ini akan ada tiga kali kenaikan suku bunga, tetapi jika ancaman inflasi semakin nyata maka kenaikan lebih dari itu bukan hal yang tidak mungkin. 

The Fed mengadakan rapat selama dua hari dan mengumumkan suku bunga acuan pada Rabu ini waktu setempat. Konsensus pasar memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, tetapi mulai membuka jalan untuk kenaikan pada Juni. 

Namun investor nampaknya sudah mulai ambil posisi jelang pengumuman ini. Dolar AS kini menjadi buruan, karena mata uang sangat sensitif terhadap sentimen suku bunga. Potensi kenaikan suku bunga akan memperkuat mata uang, karena ekspektasi inflasi bisa terjangkar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular