
Realisasi Investasi Memuaskan, IHSG Menguat 1,27%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 April 2018 16:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,27% pada perdagangan hari ini ke level 5.994,59. Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham kawasan Asia yang juga diperdagangkan menguat: indeks Shanghai naik 0,23%, indeks Hang Seng naik 1,74%, indeks Strait Times naik 1,23%, indeks Kospi naik 0,92%, indeks SET (Thailand) naik 0,1%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,41%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,3 triliun dengan volume sebanyak 8,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 395.764 kali.
Sektor jasa keuangan menguat hingga 1,82%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG pada hari ini. Kenaikan harga saham-saham bank BUKU IV merupakan motor utama dari kenaikan indeks sektor jasa keuangan: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,79%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,89%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,22%.
Di posisi dua, ada sektor barang konsumsi yang menguat sebesar 1,47%. Saham-saham sektor barang konsumsi yang membukukan penguatan pada hari ini diantaranya: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+6,12%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,25%), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+2,95%).
Dari sisi eksternal, sentimen memang mendukung bagi IHSG untuk membukukan penguatan. Kemarin (29/4/2018), pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis dari AS dan Korea Selatan guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir pada bulan Mei mendatang.
Jika denuklirisasi benar dilakukan nantinya, tentu ini merupakan kabar baik bagi bursa saham dunia. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali memaksa investor mengalihkan dananya ke instrumen safe haven seperti emas, Yen, dan France. Di sisi lain, bursa saham menjadi berguguran.
Kemudian, imbal hasil obligasi AS yang sudah melandai telah membuka ruang bagi bursa saham Benua Kuning untuk menguat. Saat ini, imbal hasil obligasi terbitan pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 2,9624%, cukup jauh di bawah titik tertingginya tahun ini di level 3,024% yang disentuh pada 25 April silam.
Dari dalam negeri, investor nampak mengapresiasi realisasi investasi sepanjang kuartal-I 2018. Pada siang tadi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi sepanjang kuartal-I sebesar Rp 185,3 triliun atau setara dengan 24% dari target tahun ini yang sebesar Rp 765 triliun. Bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan 11,8%.
Selama triwulan pertama tahun ini, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 76,4 triliun atau naik 11% dibanding kuartal-I 2017. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 108,9 triliun, naik 12,4%.
Pelaku pasar nampak lega setelah mendengar pengumuman tersebut. Pasalnya, realisasi yang terbilang cukup kuat tersebut menandakan bahwa minat investasi di Indonesia tetap tinggi, terlepas dari depresiasi rupiah yang terjadi sepanjang kuartal-I. IHSG yang pada akhir sesi 1 ditutup di level 5.956,26 berangsur-angsur naik pasca data dari BKPM tersebut diumumkan.
Sisi negatifnya, investor asing masih belum berhenti melakukan aksi jual. Pada perdagangan hari ini, jual bersih investor asing di pasar saham mencapai Rp 565,27 miliar. Aksi jual ini dipicu oleh rupiah yang melemah 0,18% ke level Rp 13.910/dolar AS.
TIM CNBC INDONESIA
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,3 triliun dengan volume sebanyak 8,7 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 395.764 kali.
Sektor jasa keuangan menguat hingga 1,82%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG pada hari ini. Kenaikan harga saham-saham bank BUKU IV merupakan motor utama dari kenaikan indeks sektor jasa keuangan: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,79%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,89%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,22%.
Dari sisi eksternal, sentimen memang mendukung bagi IHSG untuk membukukan penguatan. Kemarin (29/4/2018), pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis dari AS dan Korea Selatan guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir pada bulan Mei mendatang.
Jika denuklirisasi benar dilakukan nantinya, tentu ini merupakan kabar baik bagi bursa saham dunia. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali memaksa investor mengalihkan dananya ke instrumen safe haven seperti emas, Yen, dan France. Di sisi lain, bursa saham menjadi berguguran.
Kemudian, imbal hasil obligasi AS yang sudah melandai telah membuka ruang bagi bursa saham Benua Kuning untuk menguat. Saat ini, imbal hasil obligasi terbitan pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 2,9624%, cukup jauh di bawah titik tertingginya tahun ini di level 3,024% yang disentuh pada 25 April silam.
Dari dalam negeri, investor nampak mengapresiasi realisasi investasi sepanjang kuartal-I 2018. Pada siang tadi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi sepanjang kuartal-I sebesar Rp 185,3 triliun atau setara dengan 24% dari target tahun ini yang sebesar Rp 765 triliun. Bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan 11,8%.
Selama triwulan pertama tahun ini, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 76,4 triliun atau naik 11% dibanding kuartal-I 2017. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 108,9 triliun, naik 12,4%.
Pelaku pasar nampak lega setelah mendengar pengumuman tersebut. Pasalnya, realisasi yang terbilang cukup kuat tersebut menandakan bahwa minat investasi di Indonesia tetap tinggi, terlepas dari depresiasi rupiah yang terjadi sepanjang kuartal-I. IHSG yang pada akhir sesi 1 ditutup di level 5.956,26 berangsur-angsur naik pasca data dari BKPM tersebut diumumkan.
Sisi negatifnya, investor asing masih belum berhenti melakukan aksi jual. Pada perdagangan hari ini, jual bersih investor asing di pasar saham mencapai Rp 565,27 miliar. Aksi jual ini dipicu oleh rupiah yang melemah 0,18% ke level Rp 13.910/dolar AS.
TIM CNBC INDONESIA
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular